Ruas jalan Rajamoili-Cut Mutia merupakan tipe jalan elevated road atau jalan layang yang saat ini tengah dikebut pekerjaannya, agar bisa mencapai target open traffic saat peresmian Jembatan Palu IV, tanggal 26 April 2025 nanti.
Open traffic dimaksud adalah, terhubungnya arus transportasi dua arah yang melintasi Jembatan Palu IV saat diresmikan. Yakni dari arah jalan Cumi-Cumi di Kecamatan Palu Barat dan jalan Rajamoili di Kecamatan Palu Timur.
Untuk ruas jalan Cumi-Cumi sendiri, sudah rampung dikerjakan sebagai program percepatan rehab-rekon di Kawasan Teluk Palu. Demikian pula dengan Jembatan Palu IV sedang tahap finishing dan siap diresmikan tanggal 26 April 2025.
Terkait pembangunan Jembatan Palu IV sudah termuat dalam artikel saya sebelumnya berjudul, Fase Akhir Penyelesaian Rehab Rekon Jembatan Palu IV. Dimana dikerjakan sejak tahun 2022 dan rampung di tahun 2025.
Lalu bagaimana dengan ruas jalan Rajamoili-Cut Mutia sepanjang 2,12 kilometer yang sedang dalam proses pekerjaan? Dari pengamatan di lokasi proyek, terlihat ruas jalan tersebut sudah terhubung dengan Jembatan Palu IV.
Kondisi jalan yang dibangun setinggi 6 meter itu, sudah bisa dilintasi kendaraan bermotor walaupun belum teraspal. Namun demikian, ada lingkup pekerjaan yang terlihat belum maksimal.
Seperti pekerjaan pengerasan badan jalan dan pembangunan tanggul pembatas pantai. Selain itu di badan jalan, juga terlihat tumpukan material proyek yang digunakan untuk pekerjaan struktur konstruksi.
Ini menandakan pihak penyedia jasa yakni PT Bumi Duta Persada serta Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah (Sulteng) selaku leading sektor, perlu lebih maksimal dalam melakukan action.
Guna percepatan penyelesaian proyek rehab rekon dengan anggaran sebesar Rp 249,498 miliar yang bersumber dari dana hibah Japan International Cooperation Agency (JICA) .
Berdasarkan data dari PPK 2.5 PJN Wilayah II BPJN Sulteng per tanggal 4 Maret 2025, progress pekerjaan mencapai 65,06 persen. Dimana masih butuh progres yang tersisa, untuk bisa mengejar target waktu penyelesaian.
Namun demikian, terkait rencana open traffic untuk peresmian Jembatan Palu IV pada tanggal 26 April nanti, action plan dari BPJN adalah mengupayakan selesainya pekerjaan pada sta 0+000 (Oprit Jembatan Palu IV), sampai dengan sta 1+000 (Patung Kuda).
"Percepatan terus dilakukan di sta tersebut. Target kami pada pertengahan bulan Maret, semua pekerjaan struktur pada sta tersebut rampung. Sehingga awal bulan April sudah sampai pada pekerjaan pengaspalan," ujar Rendy selalu Korlap PPK 2.5 Satker PJN Wilayah II BPJN Sulteng.
Dengan progres pekerjaan yang ada, maka secara keseluruhan masa kontrak paket ini sedang proses pengusulan perpanjangan, akibat adanya penambahan lingkup pekerjaan.
Material Konstruksi Sesuai Spesifikasi
Sebagai proyek rehab rekon yang didesain tahan gempa bumi dan tsunami, maka proyek ruas jalan Rajamoili-Cut Mutia dikerjakan sesuai perencanaan dan memenuhi spesifikasi yang sudah ditetapkan.
Artinya pihak penyedia jasa atau kontraktor, tidak bisa sembarangan dalam penggunaan material konstruksi. Pihak BPJN Sulteng memastikan material yang digunakan dalam proyek pekerjaan, wajib melalui uji laboratorium.
Adapun output labnya berupa laporan DMF (Design Mix Formula). Dimana menyebutkan bahwa, material telah diuji, sesuai dengan spesifikasi dan dapat digunakan pada paket pekerjaan.
Laporan tersebut diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas DSC dan Pengawas Lapangan PPK BPJN Sulteng, sehingga menjadi dasar pekerjaan bisa dikerjakan.
Lab yang digunakan dalam pengujian adalah lab internal paket pekerjaan dan lab eksternal yaitu Laboratorium Teknik Universitas Tadulako dan Laboratorium Jalan dan Jembatan UPTD Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Sulteng.
"Terkait Izin Usaha Pertambangan (IUP) telah dipastikan oleh PPK BPJN Sulteng. Yakni tentang izin sumber material sebelum digunakan dalam paket pekerjaan,," ujar Rendy.
Penegasan BPJN ini sebagai transparansi kepada publik. Bahwa pekerjaan konstruksi jalan, telah menggunakan material yang sudah sesuai spesifikasi. Itu artinya proyek rehab rekon di Kawasan Teluk Palu, menjamin ketahanan konstruksi serta keselamatan pengendara.
Pastikan Tidak Ada Penyimpangan
Dengan anggaran proyek mencapai ratusan miliar rupiah, tentu rawan dengan terjadinya praktek penyimpangan oleh pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek tersebut.
Namun BPJN Sulteng selaku leading sektor proyek rehab rekon memastikan, tidak akan ada penyimpangan dalam pekerjaan ruas jalan Rajamoili-Cut Mutia (coast area) dan tanggul pantai yang sedang dikerjakan.
Paket pekerjaan senantiasa diawasi oleh PPK BPJN Sulteng. Baik quantity maupun quality berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018 rev 2 dan Permen PUPR no 10 tahun 2021.
Pengawasan dibantu oleh Konsultan Pengawas DSC (Design and Supervisition Consultant) dari OC Global dimana Team Leadernya berasal dari Negara Jepang.
Rapat evaluasi dan koordinasi mingguan dan bulanan kerap juga dilakukan oleh PPK BPJN Sulteng, bersama konsultan dan penyedia jasa (kontraktor) PT Bumi Duta Persada, terkait kendala dan progress paket pekerjaan di lapangan.
"Selain itu koordinasi terus dilakukan melalui Whatsapp Grup (WAG) . Upaya maksimal ini diharapkan dapat memastikan tidak adanya penyimpangan dalam pekerjaan paket rehab rekon ruas jalan serta penanganan tanggul Jalan Rajamoilli-Cut Mutia," ungkap Rendy.
Kepastian soal tidak adanya penyimpangan yang ditandai dengan adanya koordinasi, pengawasan dan evaluasi oleh pihak BPJN Sulteng, merupakan bentuk tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan proyek rehab rekon yang ditujukan untuk kepentingan publik.
Menanti Selesainya Pelaksanaan Proyek
Proyek rehab rekon infrastruktur di Kawasan Teluk Palu dikerjakan berdasarkan Inpres no 8 tahun 2022 tentang Penuntasan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Gempa Bumi, Tsunami dan Liquifaksi di Provinsi Sulawesi Tengah.
Seiring dengan progres pekerjaan saat ini, serta adanya pengusulan perpanjangan pekerjaan oleh pihak BPJN Sulteng, maka kemungkinan pekerjaan ruas jalan Rajamoili-Cut Mutia akan molor dari target waktu.Â
Akibatnya masyarakat masih harus bersabar, guna pemanfaatan infrastruktur rehab rekon di Kawasan Teluk Palu tersebut, untuk sarana transportasi publik.
Saat ini saja, masyarakat Palu terlihat banyak yang datang berkunjung ke lokasi proyek. Guna menikmati panorama view Teluk Palu di sore hari, dari ketinggian ruas jalan yang sedang dikerja.Â
Sebelum ruas jalan ini dikerjakan dengan tipe jalan layang, kawasan ruas jalan Rajamoili-Cut Mutia menjadi spot kuliner dan UMKM yang banyak didatangi warga Palu.
Kini sudah tidak terlihat adanya stand kuliner dan UMKM milik masyarakat yang dibangun di atas tanggul penahan ombak. Karena terdampak pembangunan peninggian ruas jalan.
Diharapkan pekerjaan proyek bisa selesai tepat waktu, agar ruas jalan Rajamoili-Cut Mutia bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mempercepat aksesibilitas transportasi di Kawasan Teluk Palu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI