Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kasus Alat Bekas Meresahkan, Pelayanan Test Antigen Perlu Evaluasi

29 April 2021   16:49 Diperbarui: 1 Mei 2021   09:08 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas test antigen di salah satu klinik kesehatan sesuai SOP. Doc Pri

Terbongkarnya kasus penggunaan alat bekas oleh oknum petugas tes antigen Kimia Farma di Bandara Kualanamu Medan, membuat kita resah dan prihatin.

Sebagaimana dilansir kompas.com, Rabu 28 April 2021 saat diinterogasi, petugas Kimia Farma mengakui bahwa alat yang digunakan untuk mengambil sampel adalah barang bekas. Atas pengakuan itu, polisi menangkap lima orang petugas rapid test antigen ke Polda Sumut.

Bukan apa apa, soalnya saya sendiri pernah melakukan rapid rest antigen di salah satu klinik Kimia Farma di Makassar pada bulan Januari 2021 lalu, saat hendak berangkat balik ke Palu via pesawat terbang.

Walau hasil pemeriksaan rapid tes antigen saat itu negatif, saya tidak punya prasangka apa apa terhadap klinik Kimia Farma. Karena saudara saya yang lain juga melakukan test antigen di tempat yang sama jika hendak keluar kota. Saya merasa aman melakukan test antigen di klinik tersebut.

Namun dengan terbongkarnya kasus di Bandara Kualanamu tersebut, tentu saja menimbulkan keraguan, bukan hanya bagi saya, tapi mungkin juga masyarakat lainnya  jika masih berkenan melakukan tes rapid antigen di klinik Kimia Farma. Terkecuali pihak Kimia Farma memberikan kepastian kasus itu tidak terjadi di Kota lain di Indonesia.

Sebagai konsumen, siapa yang tidak prihatin dengan terbongkarnya kasus alat bekas oknum  petugas Kimia Farma di Bandara Kualanamu. Alat bekas hasil test yang harusnya dibuang, ternyata digunakan kembali untuk memeriksa orang lain.

Membayangkan sakitnya lubang hidung ditusuk dengan stick usap saja sudah membuat kuatir, apalagi kalau tahu ternyata yang digunakan untuk memeriksa lubang hidung  bekas orang lain. Tentu kekuatiran bertambah karena jangan jangan alat bekas yang tidak steril justru bisa berdampak lain.

Pelayanan test antigen di RS Nasanapura Palu menggunakan paket alat test steril. Doc Pri
Pelayanan test antigen di RS Nasanapura Palu menggunakan paket alat test steril. Doc Pri
Walaupun terbongkarnya kasus ini di Klinik Kimia Farma Kualanamu Medan, namun kita berharap kasus yang sama tidak terjadi di Kota kota lain di Indonesia. Karena itu kita percayakan aparat Kepolisian mengusut tuntas kasus ini.

Tentu sangat keterlaluan sekali jika kondisi Pandemi Covid19 saat ini, dimanfaatkan oleh oknum oknum tidak bertanggungjawab untuk mencari keuntungan semata. Konsumen sudah membayar mahal untuk melakukan rapid test antigen, tapi ternyata konsumen disodorkan alat bekas.

Jujur saja untuk transparansi soal keberadaan alat test antigen, pihak rumah sakit (RS) layak dijadikan acuan. Terbukti saat saya melakukan pemeriksaan di RS Nasanapura Palu guna bepergian ke Jakarta baru baru ini. Setelah membayar sebesar Rp 200 ribu, saya diberikan langsung paket alat test antigen berupa stick usap dan label cassete yang masih tersegel.

Selanjutnya sebelum dilakukan pemeriksaan  alat test yang disegel tersebut dibuka didepan saya. Kemudian setelah hasil pemeriksaan dan diketahui hasilnya lewat label cassete (Negatif), maka diberikan surat keterangan beserta dengan label cassete dalam plastik yang dihekter di surat keterangan tersebut.

Dengan prosedur seperti ini, maka sebagai konsumen tentu merasa aman terhadap alat test yang digunakan. Dan tidak kuatir jika alat test adalah bekas orang lain, sebagaimana yang terjadi di Kualanamu Medan. Intinya konsumen merasa puas walau harus merogoh kocek yang mahal.

Selayaknya hasil test diserahkan label cassete kepada konsumen. Doc Pri
Selayaknya hasil test diserahkan label cassete kepada konsumen. Doc Pri
Ini berbeda saat saya melakukan test antigen di salah satu klinik kesehatan di Kota Makassar maupun Jakarta awal bulan lalu, tanpa didahului dengan diberikan paket alat test yang disegel. Serta hanya diberikan surat keterangan hasil pemeriksaan tanpa disertai dengan pemberian label cassetenya sebagai pegangan.

Entahlah mungkin dari pihak klinik merasa tidak perlu lagi diberikan label cassete hasil pemeriksaan, karena sudah cukup surat keterangan yang menyatakan hasil test negatif dan langsung diinput ke aplikasi kontak eHAC yang ada di handphone.

Maka sebagai pertanggungjawaban kepada publik atas terbongkarnya kasus alat bekas yang meresahkan tersebut, baik Kimia Farma maupun klinik kesehatan lainnya, perlu melakukan evaluasi dan perbaikan dalam melakukan standar operasional pelayanan (SOP) test rapid antigen.

Dengan memberikan jaminan pelayanan yang transparan, aman dan steril lewat peralatan yang digunakan. Dimana selain memberikan ketenangan dan kepuasaan kepada konsumen, juga menghindari hal hal yang tidak diinginkan.

Selain itu Instansi terkait bersama aparat Kepolisian perlu setiap saat melakukan sidak guna mencegah institusi, klinik kesehatan atau tempat usaha melakukan kecurangan yang meresahkan dan merugikan masyarakat.

Semoga kasus di Klinik Kimia Farma Bandara Kualanamu Medan tidak terjadi di tempat lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun