Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengukir Eksistensi

Menulis Untuk Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indonesia Jangan Menyerah (Narasi) Versus Indonesia Terserah (Kontra Narasi)

26 Mei 2020   20:14 Diperbarui: 27 Mei 2020   13:30 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah optimisme disampaikan oleh seorang kawan petugas medis yang bertugas di wilayah Kepulauan Sulawesi Tengah. Dalam media sosialnya hari ini, ia mengunggah status yang mengatakan, kami tidak menyerah.

Optimisme petugas medis tersebut menjadi sebuah pencerahan, melihat realitas adanya sebagian masyarakat yang intens dalam meresistensi Keindonesiaan kita dengan jargon jargon ironi, sepert Indonesia Terserah.

Jargon yang viral tersebut menimbulkan pertanyaan, apa sebenarnya yang hendak dituju dan edukasi seperti apa yang hendak dibangun di ruang publik, disaat bangsa ini sedang tertatih tatih menghadapi pandemi corona covid19.

Sesungguhnya kita tidak perlu terkejut, ketika mendapati ada saja yang 'gemar' mengumbar narasi ironi dan pesimis, ditengah pergumulan menghadapi wabah penyakit ini. Itu lumrah saja mengingat penerimaan informasi sebagian masyarakat kita masih menggunakan pendekatan perasaan ketimbang rasionalitas. Maka ketika kontra narasi dilepas sebagai sebuah sarkasme, maka sekejap dishare tanpa lebih dulu diolah dengan pendekatan rasionalitas.

Harus diakui kerja Pemerintahan dan para Stakeholder terkait dalam upaya menangani pandemi corona ini menghadapi cobaan berat. Ini dimaklumi, karena dampak corona ini berimbas kepada seluruh sektor kehidupan masyarakat.

Gotong royong berbagi sembako dimasa pandemi corona. Doc Marjam Babao
Gotong royong berbagi sembako dimasa pandemi corona. Doc Marjam Babao

Bukan hanya aspek kesehatan, tapi juga sosial, politik, agama, budaya dan terlebih aspek ekonomi. Dampak global yang tidak disangka sebelumnya ini, membuat Pemerintah harus bertindak dengan perhitungan yang matang. Karena amanat konstitusi salah satunya adalah negara harus melindungi segenap rakyat Indonesia. Termasuk melindungi dari pandemi wabah penyakit.

Semua penanganan yang tadinya ditargetkan berlangsung ideal, ditataran praksis ternyata menemui kendala bahkan sering kali terjadi trouble. Semua himbauan, aturan dan kebijakan yang sudah diputuskan, dalam praktek di lapangan ternyata tidak diindahkan oleh masyarakat. Sehingga apa yang sudah diberlakukan terkesan sia sia dan lagi lagi Pemerintah dituding tidak tegas, terhadap apa yang sudah diputuskan.

Semua narasi kerja yang sudah dioptimalkan selama ini seperti di rumah saja,  Indonesa Sehat, Indonesia Peduli yang sudah membumi menjadi tergerus ketika kontra narasi dibangun dan menjadi viral di ruang ruang publik. Indonesia Terserah sebagai jargon sarkas menjadi kontra narasi yang 'sukses' masuk ke dalam sanubari sebagian publik lewat peneriman perasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun