"Gejolak kebangsaan yang terjadi dalam momentum peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ini, sangat menguatirkan. Ancaman degradasi kebhinekaan nampak di depan mata."
Realitas kondisi kebangsaan beberapa hari terakhir ini ditandai dengan gejolak kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat. Gejolak itu bukan saja dapat bermuara pada segregasi sesama anak bangsa, tapi juga degradasi yang mengancam keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Degradasi dan segregasi adalah potensi yang dapat mengoyak sendi kehidupan bermasyarakat yang sejatinya guyub dan egalitier sebagaimana yang diwariskan oleh para leluhur bangsa.
Praktek segregasi sesama anak bangsa, bisa terlihat jelas bukan saja di dunia maya namun juga di dunia nyata. Di dunia maya lewat media sosial (medsos) sesama anak bangsa saling menghujat, hanya karena perbedaan pandangan.
Hoaks atau berita bohong disebarkan hanya untuk saling menjatuhkan. Parahnya masyarakat justru terjebak dalam mengkonsumsi berita hoaks yang disebarkan oleh oknum tidak bertanggungjawab.Â
Mengkonsumsi berita hoaks dengan pendekatan perasaan tanpa menggunakan rasionalitas, itulah post truth yang  terjadi dalam masyarakat kita.
Sementara di dunia nyata, berbagai aksi  bernuansa SARA  menjadi komoditi politik yang dianggap ampuh untuk menyampaikan hasrat dan kepentingan.  Namun tanpa disadari telah mengoyak sendi sendi kebangsaan.Â
Demikian pandangan Anggota DPR RI dari Dapil Sulawesi Tengah, Ahmad HM Ali  menyikapi kondisi kebangsaan saat ini.
Dalam pandangannya, Â fenomena narasi identitas (rasis) merupakan keniscayaan yang dilakukan secara biner dengan tidak lagi mengedepankan narasi kebangsaan, sehingga meresistensi semangat kebhinekaan.Â
Menurut politisi Partai Nasdem itu,  narasi identitas  seperti ini adalah bentuk ketidakpahaman tentang bagaimana kebhinekaan  dilakukan secara inklusif. Dan tidak memahami bagaimana sejatinya demokrasi dilakukan secara sehat dan bertanggung jawab.  Â
"Degradasi  kebangsaan adalah ancaman yang harus disikapi oleh masyarakat. Salah satu kesadaran yang harus dibangun adalah dengan memberikan kesiuman lewat  narasi kebangsaan, yakni persatuan nasional dan cinta tanah air. Hanya dengan begitu masyarakat  akan tetap selalu mengingat bagaimana bangsa ini dididirikan oleh para Pendiri Bangsa," ujar Mat Sun sapaannya.