Masih ingat bagaimana kesalnya fans Liverpool saat dikalahkan Totenham Hotspur di pekan ke-7 lalu? Dengan dua kartu merah yang diterima (Curtis Jones dan Alexis MacAllister), Liverpool 'terpaksa' harus bermain  lebih banyak bertahan. Pemain-pemain yang naluri menyerangnya tinggi ditarik Klopp untuk menutup celah. Kehilangan 2 pemain sangat terasa pengaruhnya.
Meski kalah, tapi bagaimana ngototnya pertahanan Liverpool (ini juga ga lepas dari peran Endo) menjadi penampilan yang heroik dan mendapat pujian. Hiks, kapan lagi kalah terpuji? hehehe. Ini dengan mengabaikan keputusan-keputusan kontroversialnya Simon Hooper itu, ya.Â
Kalau sepanjang pengamatan saya, Endo ini ga jelek, kok. Sebagai gelandang bertahan, selain disiplin, ia bisa memposisikan dirinya dengan baik. Entah itu untuk berebut bola atua melakukan tackling (yang bersih). Selain itu pembawaannya kalem, tidak mudah tersulut provokasi lawan dan  keeping bolanya juga cukup lengket. Â
Kalau menurut saya sih lini tengah Liverpool dengan pola 4-3-3, Â komposisi idealnya adalah dengan menempatkan Szoboszlai dan Macca di pinggir dan memberikan tanggung jawab posisi gelandang bertahan pada Endo. Berbeda dengan gelandang lainnya, Endo bukan tipe yang latah maju ke depan. Kalau pun ikut membantu serangan, ia bisa segera kembali ke posisinya. Â
Sayangnya, Klopp lebih asik bereksperimen dengan menyimpan Macca di tengah sebagai gelandang bertahan. Soal gelandang sayap yang diutak-atik misal Ryan, Elliot, atau menyimpan Diaz sebagai penyokong serangan untuk menopang trio striker di depan  buat saya kondisional.  Walau ga sepenuhnya ampuh ya hahaha, ada aja zonknya. Namun Klopp punya banyak pilihan di depan sebagaimana halnya di lini belakang dengan hadirnya pemain muda Quansah yang ga kalah impresifnya.Â
Tapi beneran deh,  buat posisi bertahan ini masih PR besar buat Liverpool. Belum ada yang mantap  dan meyakinkan di sini.  Pada pertandingan lawan Fulham kemarin, saya dan fans Liverpool lainnya lagi-lagi dibuat sport jantung. Duh, deg-degan. Fulham memang bukan tim besar. tapi justru tim seperti Fulham ini yang suka merepotkan Liverpool seperti halnya Brentford, Aston Villa atau Wolves misalnya. Â
Endo membuktikan kepercayaan Klopp  pada saat masuk menggantikan Ryan di menit ke ke-83. Bukan cuma mengubah irama permainan jadi lebih hidup tapi juga mencetak gol selang 4 menit kemudian.
Â
Jadi inget sama pendahulunya dulu yang sama-sama punggawa timnas Jepang, Takumi Minamino. Begitu dimainkan bisa mengubah irama permainan dan malah jadi pahlawan.
 Trofi Liverpool yang didapatkan tidak lepas dari peran Taki yang menyumbangkan gol. Proses gol yang dibuat Endo ini bukan cuma keren, tapi juga lahir dari proses ketekunannya mengasah skill.