Lalu dengan menangis tersedu-sedu mengantar Andre pergi naik kereta api.Dan  Andre berlayar.
Bulan demi bulan kartu pos bertuliskan cerita sedang berada dimana dan wesel dikirim,lalu usaha toko kue yang selama ini hanya sederhana berupa pesanan diperbesar dan kini menjadi terkenal.
Kehidupan mulai berubah,rumah setengah dinding sudah tegak dan megah.
Kekosongan itu kian bertambah.
Di tempat lain,dua tahun menjelang tahun ketiga.Teman-temannya heran kenapa dirinya tidak pernah pulang,sementara yang lain malah berebut cuti lebaran.
Dan ia hanya menjawab 'pasti ada saatnya'
Sedang mengamati burung-burung camar yang bergembira bercengkerama bersama.Memikirkan apakah ibunya lebih senang sekarang,ada sedikit uang yang dikirimnya,ada perubahan pada kehidupannya.
Membenci harus pulang,membenci mengingat perlakuan saudara ayahnya pada ibunya,membenci kenapa samudra maaf itu begitu luas pada ibunya dan tak pernah memberontak bahkan mengeluh.Membenci  kenapa termuda dan termiskin.Berasa diinjak-injak.Perlakuan sejak ayahnya tiada beberapa tahun lalu, saat Andre berjuang dengan sekolah dan kesulitan membayarnya sejak ayahnya tiada,miliknya peninggalan dari ayahnya diambil alih  oleh pamannya dan ibunya hanya bilang'Le,sudahlah nanti dapat ganti yang lebih banyak'
Ia benci semua itu.
Pulang..
Tidak.