Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Le, Ibumu dan Kue Lebaran ini Menunggumu Pulang di Hari Fitri

22 Mei 2019   23:54 Diperbarui: 23 Mei 2019   00:03 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu Andre sedang termenung di depan jendela,kekosongan ,kerinduan dan kehampaan saat sendirian,hanya seorang pembantu si Poni dan beberapa pegawai toko kue yang baru saja dibuka ,lumayan ramai,apalagi menjelang lebaran ini, banyak pesanan,tetapi tidak bisa menutupi kehampaan yang begitu besar karena anak lelakinya belum mau pulang.

Hampir  tiga tahun,dua lebaran berlalu,kue lebaran kesukaan Andre yang dibuatnya lalu ditaruh di toples kecil yang cantik,tak pernah terjamah.

Dua kali toples kue itu akhirnya hanya menjadi suguhan.

Teringat kejadian hampir tiga tahun lalu.

Apa kau akan meninggalkan ibumu yang tua ini nak?

Menelantarkan aku?

Lupakan sumpahmu untuk menjadi hebat dulu baru pulang,lupakan sakit hatimu karena merasa direndahkan orang.Lha memang kita ini siapa le?

Dan Andre tidak mau menerima alasan itu.

Baiklah le,kejar cita-citamu,dan jangan menjadi orang yang sama dengan yang kamu benci,orang-orang kaya yang sombong dan merendahkan orang lain.Jadi apa bedanya?kalau kamu melakukan hal yang sama Le.

Lalu dengan menangis tersedu-sedu mengantar Andre pergi naik kereta api.Dan  Andre berlayar.

Bulan demi bulan kartu pos bertuliskan cerita sedang berada dimana dan wesel dikirim,lalu usaha toko kue yang selama ini hanya sederhana berupa pesanan diperbesar dan kini menjadi terkenal.

Kehidupan mulai berubah,rumah setengah dinding sudah tegak dan megah.

Kekosongan itu kian bertambah.

Di tempat lain,dua tahun menjelang tahun ketiga.Teman-temannya heran kenapa dirinya tidak pernah pulang,sementara yang lain malah berebut cuti lebaran.

Dan ia hanya menjawab 'pasti ada saatnya'

Sedang mengamati burung-burung camar yang bergembira bercengkerama bersama.Memikirkan apakah ibunya lebih senang sekarang,ada sedikit uang yang dikirimnya,ada perubahan pada kehidupannya.

Membenci harus pulang,membenci mengingat perlakuan saudara ayahnya pada ibunya,membenci kenapa samudra maaf itu begitu luas pada ibunya dan tak pernah memberontak bahkan mengeluh.Membenci  kenapa termuda dan termiskin.Berasa diinjak-injak.Perlakuan sejak ayahnya tiada beberapa tahun lalu, saat Andre berjuang dengan sekolah dan kesulitan membayarnya sejak ayahnya tiada,miliknya peninggalan dari ayahnya diambil alih  oleh pamannya dan ibunya hanya bilang'Le,sudahlah nanti dapat ganti yang lebih banyak'

Ia benci semua itu.

Pulang..

Tidak.

Pulang..

Tidak.

Pulang..

Apakah kue kastengel yang dulu mereka buat,bahkan kesulitan untuk membeli keju yang namanya Mozarela itu,sekarang menjadi campuran kuenya?

"Ada apa Bro?Jangan berfikir mencebur ke laut...ha. ha"Seorang teman menghampirinya.

"Andai aku bisa sesantai burung-burung camar itu.."

"Halah..pulang nggak nih?Kalau nggak pulang tak pakai ya cutimu,ibuku senang bukan main saat aku pulang.Apa kamu nggak pernah kangen ibumu Bro?"

"Yah,mulai nih,anak mama ngasih kuliah"

"Bukan begitu Andre,kita khan tidak tahu kapan bisa ketemu lagi.Apapun alasannya kamu belum mau pulang,jangan mengalahkan keinginanmu yang mendasar bahwa kamu harus menikmati saat-saat yang kamu miliki Ndre,pulang sana,bawakan aku oleh-oleh ya..ha..ha."

"Mulai deh...akan kupikirkan"

"Jangan dipikirkan,dilakukan.Ibumu merindukanmu Bro,aku yakin itu..sangat yakin .Hei Bro,beri ruang maaf di hatimu,maafkan..ini ramadan Bro"

"Sudah sana.Aku pingin sendirian"

"Hei,kalau putus asa jangan nyebur ya..ha..ha"

Temannya menepuk pundaknya dan berlalu .

Berikan ruang maaf..

Berikan ruang maaf

Hah..kepalanya terasa panas.

Malam takbiran tinggal sehari lagi.Kue kesukaan di toples dengan keju terbaik yang dibelinya.

Ibu Andre termangu lagi.Mengamati hiruk pikuk pesanan roti yang dilayani pegawainya dan dirinya begitu sepi di tengah keramaian.

Jadi kamu tidak datang lagi Le,pikirnya sambil mencoret-coret sesuatu di kertas.

Dan kertas  itu lalu basah oleh airmatanya.

"Aku tidak akan pulang sebelum bisa memaafkan orang-orang itu ibu"

Kata-kata Andre terngiang.Dan kini dia tergugu.

Sampai kapan Le?

Sampai kapan?

Tidakkah hatimu bisa melunak sedikit le?

Ini bulan memaafkan.

Kertas itu makin basah.

Samar-samar tertidur,suara bel pintu berbunyi,Poni yang membukakannya.Ibu Andre meneruskan tidurnya.

Suara kentongan sahur  bertalu membangunkannya.Meja makan  penuh dengan makanan.Ah Poni kenapa belanja banyak sekali.

Menatap ke pigura .

"Jadi kamu benar-benar nggak datang Le?"

Katanya pada foto itu.

"Aku datang ibu.Pas ibu sudah tidur"

"Le..."

Tidak ada kata yang terucap,tidak ada keindahan yang lebih indah dari saat ini.

Menungunya

Menunggu bersama

Dan kue kesayangan itu ada gunanya.

Sejak itu Andre selalu pulang tiap mendapat cuti dan mencoba berkumpul lagi dengan semua orang yang dulu dibencinya.

Setelah melewati tahap kesulitan untuk memaafkan.

Sekian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun