"Sebagai menu yang berasal dari Timur Tengah, Nasi Goreng Kebuli yang merupakan varian dari Nasi Kebuli, sebelumnya juga adalah varian yang dikenal di wilayah Persia (kini Iran) sebagai Pilaf. Sejatinya, Pilaf adalah hidangan berunsur bahan beras yang ditumis dengan berbagai rempah dalam ghee (minyak samin)," ungkap Supervisor Waroenk Oebufu Amelia Saputri Wahab ketika ditemui di Jalan WJ Lalamentik (Frans Lebu Raya), Oebufu, Kota Kupang, Kamis 6 Februari 2025.
Ia menambahkan, warna kekuningan yang terlihat pada Nasi Goreng Kebuli pihaknya dan secara umum pada varian Nasi Kebuli lainnya, berasal dari minyak samin selain air kaldu dan rempah-rempahnya itu sendiri.
"Hidangan khas 'Arab' ini, secara umum telah menjadi menu signature Timur Tengah kemudian dalam perkembangannya merambah Asia Selatan, Asia Tengah, Afrika Timur bahkan Amerika Latin. Adapun daging yang digunakan dalam masakan biasanya menggunakan daging kambing. Tetapi, sesuai wilayah perkembangan menu ini, kadang-kadang mereka juga menggunakan daging domba, sapi ataupun ayam," imbuh Amelia.
Penggunaan Bahan Unik Susu dan Beras Khusus dalam Kebuli Autentik
Kendati berkembang dalam berbagai peracikan dan penyajian, sambungnya, satu hal yang tidak tidak terlepas dari makanan ini adalah penggunaan susu.
"Nasi Kebuli dan varian turunannya yang autentik, sesungguhnya menggunakan susu kambing. Akan tetapi, menyesuaikan efisiensi dan ketersediaan (keterbatasan bahan) suatu wilayah maka susu kambing diganti dengan susu sejenis yang lebih awet dan tahan lama seperti susu UHT maupun santan Kara (pabrikan)," imbuh Amelia.
Adapun penggunaan nasinya yang autentik, katanya, berasal dari beras mandi dan kabsah yang secara temurun dipengaruhi masakan India (Nasi Biryani), dan pengaruh masakan Afganistan (Nasi Afghan).
Amelia membeberkan, terkait peracikannya menu ini terdiri dari kombinasi bumbu yang terbuat dari lada hitam, jahe, bawang putih dan bawang merah, kayu manis, cengkeh, ketumbar, jintan, kapulaga, garam, pala, serta ghee atau minyak samin.
"Selanjutnya, daging serta bumbu dan irisan tomat direbus bersama nasi setengah matang di dalam susu hingga matang sempurna. Namun, untuk penyajian 'nasi goreng' tetap digoreng seperti halnya nasi goreng lainnya," jelasnya.
"Di Indonesia, warga turunan Arab dan Betawi paling masif mengonsumsi Nasi Kebuli dan berbagai varian racikannya ini, sehingga tidaklah mengherankan jika terdapat banyak warung atau resto yang masih menggunakan bahan autentik seperti susu kambing dan beras mandi," jelas Amelia.
Di Waroenk Oebufu, ia mengatakan pihaknya menggunakan daging sapi sebagai bahan isian pengganti daging kambing.