Teman dekatku di sekolah hingga kuliah dulu, tahu persis bahwa aku bukan sosok perempuan yang suka berdandan.
Pada saat duduk di bangku kuliah, itu adalah era teman-teman perempuan sudah pada mulai 'ngalis.'
Aku ingat betul, saat itu bentukan alis masih ngasal. Semacam semua orang masih berlomba mencari formula yang tepat untuk membentuk alis yang terlihat natural tapi dengan menggunakan pensil alis.
Kamu punya alis beneran. Bentuknya natural. Tapi kamu gambar lagi dengan pensil alis agar alis itu terlihat natural.
Kebayang ngga?
Bingung ngga? Ya bingung, dulu aku juga mikir begitu. Dan aku rasa, kegiatan ini agak aneh. Menggambar yang sudah natural untuk terlihat natural.
Aku masih memiliki batasan dengan makeup meski telah masuk dunia pekerjaan. Hari-hari kupikir, ya sudah yang penting rapi dan wangi saja, cukup.
Sampai akhirnya, mulai coba-coba dengan lipstik, coba-coba dengan eyeshadow, eh bablas jadi punya semua peralatan facecare, make up, haircare hingga bodycare.
Sebenarnya untuk facecare, bodycare dan haircare, penggunaannya mudah saja. Tinggal ikuti saja aturan penggunaan, beres.
Beda dengan make up. Kamu harus tahu jenis warna kulit kamu untuk bisa menyesuaikan warna make up yang paling tepat digunakan. Kamu harus tahu bentuk mata, hidung, bibir, pipi dan seluruh bagian wajah kamu untuk bisa memoles make up dengan tepat untuk mendapatkan hasil yang sesuai kebutuhan pula.
Mereka yang punya mata sipit, tentu beda pulasannya dengan mereka yang punya mata besar. Sama. Mereka yang punya hidung mancung, tentu beda penggunaan contournya dengan mereka yang punya hidung pesek.