Di awal tahun 2025, saya terlibat percakapan ringan dengan salah seorang rekan Kompasianer. Beliau bertanya, tempat-tempat apa yang menjadi list kunjungan saya tahun ini usai ia menjelaskan panjang lebar beberapa destinasi yang ingin ia sambangi di 2025.Â
Saya termangu sejenak, memikirkan pertanyaan itu. Sudah lama saya tak bertanya pertanyaan yang sama pada diri sendiri.Â
Sejak aktif berkomunitas, rasanya saya tak lagi punya keinginan muluk-muluk untuk mengunjungi sejumlah tempat, karena biasanya setiap tahun, ada saja kota-kota baru yang kami kunjungi seraya bekerja di sana.Â
Keberuntungan juga kerap berpihak pada saya, entah dari Kompasiana, entah lewat tulisan lainnya, yang kemudian membawa saya merasakan perjalanan baru yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya.Â
Pun, setelah menjadi seorang full time Blogger dan aktif di komunitas, rasanya travelling dengan biaya pribadi bukan lagi sebuah prioritas. Banyak hal lain yang lebih penting. Akan lebih menyenangkan melakukan perjalanan yang dikemas bersamaan dengan tugas. Â
Sekali dayung, tiga pulau terlampaui. Bekerja, melihat hal baru di tempat baru dan berpenghasilan pula.Â
Lalu saya jawab ringan "Ngga ada sih, Mba." Dengan menjelaskan perjalanan di atas. Ia pun sepakat dengan itu.Â
Di lain waktu, saya termangu. Kembali bertanya pertanyaan yang sama. "Jika keajaiban dan kesempatan sungguh ada, kau mau kemana, Fa?"
Lalu suasana hangat, harmoni kerlap kerlip lampu yang cantik, serta coklat panas di musim salju di negara-negara Eropa mulai berputar liar di kepala. Oh itu dia, salah satu impian yang saya doakan sejak kecil, sejak dikenalkan dengan film Home Alone yang disutradarai Chris Columbus.Â
Terajutnya mimpi dari sejumlah film