Mohon tunggu...
Een Nuraeni
Een Nuraeni Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja sosial

"Orang yang tidak menulis, tidak punya sejarah"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mainnya Masih Kurang Jauh

23 November 2020   06:45 Diperbarui: 23 November 2020   08:21 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: international-adventure

Pasti ada yang lebih, hanya saja kita tidak tahu. Hanya saja pengetahuan kita terbatas. Hanya saja wawasan kita masih kurang. Hanya saja teman kita masih kurang banyak. Hanya saja main kita masih kurang jauh, hanya disitu-situ saja.

Seseorang yang mengerti akan itu, tidak akan merasa paling hebat dan sombong akan kepintarannya ataupun kekayaannya. Jika merasa paling kaya se RT mungkin bisa jadi benar, jika merasa paling pintar se RW mungkin bisa saja benar. Namun, jika dibawa ke lingkup yang lebih luas kadang malah tidak ada apa-apanya kekayaan atau kepintaran yang dibanggakan.

Itulah pentingnya mengapa harus berpergian, bersosialiasi atau melibatkan diri dalam interaksi social yang lebih luas. Agar sudut pandang kita tidak sempit dan mata kita lebih terbuka dalam memandang kehidupan ini. "Dunia ini tak selebar daun kelor gess". Hehehe.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Misalnya saat seseorang yang terpelajar  dan tinggal di lingkungan perkotaan, melibatkan diri dalam kegiatan bakti social ke pedalaman. 

Yang awalnya sering mengeluh dengan kemacetan jalanan, tugas kuliah yang menumpuk dan beban hidup yang berat. Maka, ketika 'main jauh' ke pedalaman, secara tidak langsung dia akan tersadarkan tentang banyak hal. 

Dia akan sadar bahwa macetnya jalan bisa disyukuri, karena masih banyak diluar sana yang kemana-mana harus berjalan kaki karena tidak ada akses dan kendaraan. 

Dia akan sadar bahwa tugas kuliah yang menupuk harus disyukuri, karena masih banyak anak-anak diluar sana yang tidak bisa sekolah. Jangankan kuliah, untuk bisa mencicipi bangku sekolah dasar saja harus ditempuh dengan penuh perjuangan dengan kondisi bangunan seadanya. 

Bahkan mungkin dia akan lebih mensyukuri makanannya yang selama ini jarang dia hargai. 

Kita jadi tersadar akan banyak hal, bahwa selama ini kita berpikir terlalu sempit. Apalagi kalau mau mendekat dan berkunjung ke rumah pemulung atau nenek-nenek yang berjualan di pasar. Dengarkan ceritanya, lihat kondisi rumah dan keluarganya. Pasti kita bakal tersadar sesuatu "Masalah gw selama ini kayaknya gak ada apa-apanya ya".  

Bener banget kalau ada yang bilang kalau "apa yang kita keluhkan, kadang adalah yang orang lain inginkan". Maka, mulai sekarang..... kurang kurangilah mengeluh, daripada terus mengeluh mending main yang jauh. Hehehe...

Semoga bermanfaat. Jangan lupa bersyukur dan jangan takut buat main yang lebih jauh lagi ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun