Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merawat Nasionalisme Perlu Berkesinambungan

20 Mei 2017   21:17 Diperbarui: 21 Mei 2017   05:37 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen perjuangan etnis Tionghoa-Jawa diabadikan di Taman Budaya Tionghoa-Indonesia, TMII (Dokpri)

Kebangkitan Nasional jelas tidak bisa dilepaskan dari sosok Boedi Oetomo. Organisasi ini menjadi "motor" dan menginspirasi bangsa ini untuk bangkit. Ya, bangkit melawan penjajah dengan semangat nasionalisme yang akhirnya membawa bangsa ini menjadi besar dan merdeka.

Para pelajar dan generasi muda di negeri ini penting memahami bahwa pada era Boedi Oetomo itu kebangkitan nasional sejatinya adalah upaya mempersatukan bangsa dengan banyak generasi muda untuk menyatukan visi demi kemerdekaan.

Sesuai Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 1982, Indonesia berdiri dengan disatukan oleh lautnya yang luas. Laut mempersatukan jiwa dan raga para warganya yang terdiri dari berbagai: agama, etnis, bahasa dan ras di bawah payung Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.

Hari Kebangkitan Nasional ke-109 ini, yang kini diperingati di berbagai daerah dan ibukota, patut dijadikan momentum peningkatan pemerataan pembangunan, terutama infrastruktur, transportasi dan telekomunikasi hingga ke kawasan perbatasan.

Pesan Laskar Tionghoa dan Jawa di TMII (Dokpri)
Pesan Laskar Tionghoa dan Jawa di TMII (Dokpri)
Karena itu, patut pula disyukuri bahwa bagi Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 2014, dalam menangani pembangunan infrastruktur tidak mengenal dikotomi. Ini proyek baru maupun proyek lama. Pembangunan infrastruktur dipandangnya sebagai satu kesinambungunan yang tidak akan pernah berhenti.

Proyek strategis nasional mendapat perhatian besar Jokowi. Baik yang sudah dipersiapkan oleh kabinet sebelumnya maupun yang dirancang Kabinet Kerja sendiri.

Melalui Kabinet Kerjanya, kini ia mencurahkan perhatian di kawasan perbatasan. Belakangan, membangun Indonesia dari wilayah perbatasan dikenal sebagai membangun dari pinggiran. Pembangunan kawasan itu diarahkan guna memperkuat potensi daerah perbatasan.  

Substansinya menekankan perlu peningkatan produktivitas rakyat dan memperkuat daya saing negara di tingkat global. Karena itu percepatan sejumlah proyek yang telah dimulai pada era sebelumnya menjadi prioritas kabinet kerja.

Dapat disebut antara lain proyek jalan tol Cipali (Cikopo - Palimanan) dapat dioperasikan menjelang Lebaran 2015. Waduk Jatigede (Jawa Barat) dapat diselesaikan.

Salah satu cara menanamkan nasionalisme kapada anak didik dengan cara berlatih disiplin (Dokpri)
Salah satu cara menanamkan nasionalisme kapada anak didik dengan cara berlatih disiplin (Dokpri)
Percepatan pembangunan juga dilakukan pada Jembatan Soekarno Manado dan Jembatan Merah Putih Ambon yang telah beroperasi 2015, juga percepatan pembangunan Waduk Nipah di Madura dan Waduk Bajulmati di Banyuwangi (Jawa Timur). Demikian pula masalah berlarut-larut dalam sengketa uang ganti rugi lahan atas genangan lumpur Lapindo di Sidoarjo juga bisa diatasi.

Pemerintahan Jokowi menyadari bahwa pembangunan semua itu belum cukup menjamin rakyat dapat hidup sejahtera dan makmur. Sebab, masalah papan masih dapat dipandang sebagai persoalan laten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun