Usai shalat subuh tadi pagi, penulis kecewa berat. Pasalnya, ustaz yang biasa memberi pembekalan dalam pemahaman membaca Alquran tak datang.
Maka, jadilah penulis celanga-celinguk, tengok kiri dan kanan, seorang diri sambil duduk di atas sajadah panjang di dalam masjid yang tengah sepi.
Pikiran pun menjadi liar. Kemana-mana tak tentu arah. Sadar, lalu beristigfar. Eh, lalu baru ingat bahwa pada Sabtu siang ini ada acara penting. Kompasianival 2019 di One Bellpark Mall, Jakarta. Itu, lokasinya tak jauh dari RS Fatmawati.
Lantas, sebagai penulis aktif tiba-tiba dalam hati muncul dorongan doa agar kehadiran Kompasiana ke depan makin bermanfaat bagi masyarakat.
Doa, yang penulis pahami, sangat penting. Para kiyai sering mengatakan, barang siapa berdoa - Â di waktu dia senang (bahagia) maka Aku akan mengabulkan do'anya di waktu dia dalam kesulitan, dan barangsiapa memohon maka Aku kabulkan dan barangsiapa rendah diri kepada-Ku maka diangkat derajatnya.
Nah, beranjak dari pemahaman itu, muncul keyakinan bahwa sesungguhnya Allah mencintai hamba-hambaNya yang senantiasa berdoa. Sebab, berdoa sama halnya Anda berbicara dengan Allah.
Lalu, munculah doa untuk Kompasiana yang penulis tuangkan sbb: Â Â
Audzubillahi minasyaithonirrojim. Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirobbil alamin, washolatu wassalamu 'ala asrofil ambiya iwal mursalin wa'ala alihi wasohbihi aj ma'in.
Hamdan syakirin, hamdan na'imin, hamdan yu'afi niamahu wayukafi mazidah. Yaa Rabbana lakal hamdu kamaa yambaghi liljalali wajhikal karimi wa'adzimi sulthonik.Â
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,Â