Setelah memperkenalkan diri, ia melempar senyum. Lantas, penulis mempersilahkan Pak Wiranto menjumpai petugas apotik untuk memesan obat yang dibutuhkannya.
Lalu, perbincangan penulis dan Pak Wiranto menjadi memanjang. Hati penulis saat itu terasa dekat. Akrab, terutama ketika bicara terkait masalah isu politik dan keamanan yang saat itu tengah mendapat perhatian publik.
Setelah obat diberikan petugas dan membayar melalui kasir, Pak Wiranto melayani pertanyaan penulis sambil menuju pintu keluar. Di luar sudah berdiri sopir di depan pintu mobil berwarna hitam.
Pak Wiranto tak segera masuk ke mobil meski pintunya sudah dibuka. Ia masih melayani pertanyaan penulis dengan ramah maski sang sopir sudah mempersilahkan masuk ke dalam mobil.
Dan, mengakhiri percakapan, ia berpesan kepada penulis jika ada pertanyaan lain bisa berkunjung ke kediamannya di Palem Kartika.
"Datang saja ke rumah," pintanya sambil menyebut alamat kediamannya.
Sebagai warga yang lokasi pemukimannya tak jauh dari Pak Wiranto, penulis pun banyak mendengar bahwa Menko Polhukam itu sangat sering berinteraski dengan warga sekitar.
Pak Wiranto ikut senam tera yang anggotanya berasal dari warga sekitar. Ia sangat akrab dengan siapa pun.
Seperti diwartakan, Wiranto ditusuk saat kunjungan kerja di Pandeglang, Banten. Dua pelaku penyerangan yang merupakan suami istri kini sudah diamankan.
Nah, mendengar kabar Pak Wiranto menjadi korban penusukan pada Kamis (10/10/2019), sungguh mengagetkan. Wakil Presiden Jusuf Kalla saja tidak menyangka hal itu dapat terjadi.
Peristiwa ini merupakan kali pertama ada pihak yang berani mencederai pejabat negara dengan cara menikam, kata Kalla usai membesuk Wiranto di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis.