"Orang Melayu juga sudah banyak makan ikan lele (asap)," kata Engkoh tadi. Ia menambahkan penjelasannya, ikan lele di sini kebanyakan didatangkan dari Malaysia.
Ikan ini mempunyai nilai protein 17,5 perse dan lemak 4,8 persen sumber : Laboratorium BBP2HP. Ikan ini hidup di perairan tenang, tak banyak bergerak.
Melalui pengasapan, tentu saja ikan lele tadi menjadi  produk olahan baru ng mempunyai nilai ekonomis.
Ikan lele asap sale di Medan saja, dijual Rp110 ribu per kg. Padahal ikan lele segar di Jakarta harganya cuma Rp20 ribu. Mumpung bisnis ikan lele asap tengah naik daun, apa salahnya pemerintah (daerah) ikut mendorong pelaku usaha.
Bukankah ini juga bagian dari upaya pemerintah mendorong masyarakat giat mengonsumsi ikan?
Sumber bacaan satu dan dua