Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Lele Asap Naik Kelas di Pasar Dapur 12 Batam

24 Juni 2019   12:56 Diperbarui: 29 Juni 2019   13:12 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pasar Dapur 12 Batam di pagi hari. Foto | dokpri

Mata berkali kali dikucek-kucek. Bukan sedang gatal, tapi lantaran tak yakin menyaksikan ikan lele berwarna hitam buleng dijual setelah diasap terlebih dahulu.

Masih belum yakin. Penulis tanya kepada si Engkoh, penjual ikan asin yang juga menjual ikan lele asap itu di kawasan Pasar Dapur 12 Batam.

Ikan lele asap. foto | Dokpri
Ikan lele asap. foto | Dokpri
Ia membenarkan ikan lele di kawasan Batam kini makin banyak dijual bersama ikan asin lainnya di pasar tersebut. Peminatnya cukup besar.

"Enak. Sama rasanya dengan ikan lele segar meski sudah diasap dan terasa seperti ikan asin lainnya," ujar si Engkoh dalam percakapan dengan penulis.

Pasar Darpur 12 Batam memulai aktivitasnya sekitar Pukul 03.00 WIB. Penulis datang usai shalat Subuh. Ramai warga setempat mendatangi pasar tersebut.

Engkoh, pedagang ikan asin dan lele asap. Foto | Dokpri
Engkoh, pedagang ikan asin dan lele asap. Foto | Dokpri
Mereka kebanyakan membeli ikan segar dan lele asap, termasuk beragam sayur-sayuran. Pedagang keliling yang banyak melayani wilayah pemukiman ikut berbelanja di sini. Mereka membawa kendaraan bak terbukanya.

Wuih, ramainya. Tak ketianggalan pedagang kue basah - seperti halnya di Jakarta yang terkenal di Pasar Senen - mengambil kesempatan saat pengunjung berdatangan di pagi hari.

Pasar ini memang, seperti diakui warga setempat, selalu ramai menjelang Subuh.

Nah, kembali penulis penasaran dengan ikan lele asap tadi. Sepengetahuan penulis, orang Melayu paling anti dengan ikan lele. Ikan lele dipandang ikan tak berkelas. Orang Melayu selalu mengonsumsi ikan segar dari laut. Sedangkan ikan lele, dipanadang iiihhhh menjijikan.

"Seperti tak ada ikan lain aja," demikian alasan yang sering terdengar tentang penolakan mengonsumsi ikan lele.

Ikan segar yang disukai etnis Melayu, di Batam. Foto | Dokpri
Ikan segar yang disukai etnis Melayu, di Batam. Foto | Dokpri
Pertanyaan kemudian muncul dalam hati, apakah sudah ada pergeseran pemahaman di kalangan orang Melayu Batam sehingga kini mau mengonsumsi ikan lele. Atau, jangan-jangan ikan lele asapan tadi hanya dikonsumsi warga pendatang saja.

"Orang Melayu juga sudah banyak makan ikan lele (asap)," kata Engkoh tadi. Ia menambahkan penjelasannya, ikan lele di sini kebanyakan didatangkan dari Malaysia.

Pedagang keliling berbelanja di Pasar Dapur 12. Foto | Dokpri
Pedagang keliling berbelanja di Pasar Dapur 12. Foto | Dokpri
Dari banyak litaratur, ikan lele mulai dibudidayakan warga Batam. Terutama dari kalangan etnis Jawa. Alasannya, ikan lele ini punya gizi tinggi. Dan sangat bagus buat pertumbuhan tulang anak-anak dan ibu hamil sekaligus dapat mencegah osteopororsis (penyakit pengeroposan tulang).

Ikan ini mempunyai nilai protein 17,5 perse dan lemak 4,8 persen sumber : Laboratorium BBP2HP. Ikan ini hidup di perairan tenang, tak banyak bergerak.

Kue basah dan jajanan di Pasar Dapur !2. Foto | Dokpri
Kue basah dan jajanan di Pasar Dapur !2. Foto | Dokpri
Belum banyak warga setempat melakukan pengasapan ikan lele agar menjadi awet, sehingga mudah dipasarkan tn mengalami kerusakan. Padahal seperti disebut si Engkoh,  sekarang peminatnya makin banyak.

Melalui pengasapan, tentu saja ikan lele tadi menjadi  produk olahan baru ng mempunyai nilai ekonomis.

Ikan lele asap sale di Medan saja, dijual Rp110 ribu per kg. Padahal ikan lele segar di Jakarta harganya cuma Rp20 ribu. Mumpung bisnis ikan lele asap tengah naik daun, apa salahnya pemerintah (daerah) ikut mendorong pelaku usaha.

Bukankah ini juga bagian dari upaya pemerintah mendorong masyarakat giat mengonsumsi ikan?

Sumber bacaan satu dan dua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun