Mohon tunggu...
Edy Suhardono
Edy Suhardono Mohon Tunggu... Social Psychologist, Assessor, Researcher

Direktur IISA Assessment Consultancy and Research Centre, Surabaya. Tiga buku terakhir nya: (1) 'Membaca Identitas, Multirealitas dan Reinterpretasi Identitas: Suatu Tinjauan Filsafat dan Psikologi' (Gramedia Pustaka Utama, 2023); (2) 'Teori Peran, Konsep, Derivasi dan Implikasi di Era Transformasi Sosio-Digital' (Zifatama Jawara, 2025), dan (3) 'Kecerdasan Jamak, Keberagaman dan Inklusivitasnya' (Zifatama Jawara: 2025).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Rahasia Di Balik Obrolan: Mengapa Otak Butuh Teman

24 Agustus 2025   12:48 Diperbarui: 24 Agustus 2025   12:43 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dua wanita yang sedang berbincang hangat (Sumber: pexels.com/@freestockpro: IDN Times 13/03/ 2022)

Saat Anda mendengarkan curahan hati sahabat, neuron cermin (mirror neurons) di otak Anda aktif, memungkinkan Anda merasakan empati seolah-olah Anda mengalami sendiri peristiwa tersebut. Bahkan saat membaca bahasa tubuh dan ekspresi wajah lawan bicara, amigdala Anda sibuk mengolah sinyal emosional. Setiap interaksi adalah latihan neurobiologis yang rumit.

Inilah hal yang sering kali tidak terpikirkan:

  • Obrolan santai bukanlah sekadar buang waktu; itu adalah latihan pemindaian sosial dan pemrosesan emosi berkecepatan tinggi.   
  • Debat kusir tentang film bukanlah hal sepele; itu adalah sesi sparring gratis untuk melatih kemampuan argumentasi dan fleksibilitas kognitif Anda.
  • Kerja tim dalam sebuah proyek bukan hanya soal menyelesaikan tugas; itu adalah simulasi negosiasi, kompromi, dan manajemen konflik yang kompleks.

Kita terlalu sering memandang sosialisasi sebagai aktivitas rekreasi, sebuah kemewahan yang dilakukan jika ada waktu luang. Padahal, ia adalah agenda pemeliharaan otak yang paling krusial. Mengisolasi diri demi "fokus" bekerja atau belajar justru bisa menjadi kontraproduktif dalam jangka panjang, karena kita memutus otak dari sumber stimulasi utamanya.

Jadi, lupakan sejenak aplikasi teka-teki itu. Lihatlah sekeliling Anda. Ajak seorang teman untuk minum kopi, bergabunglah dengan komunitas baru, atau mulailah percakapan yang lebih dalam dengan keluarga Anda.

Inilah investasi terbaik yang bisa Anda berikan untuk kesehatan otak Anda. Pertanyaannya bukan lagi apakah kita punya waktu untuk bersosialisasi, melainkan sadarkah kita bahwa setiap perjumpaan adalah kesempatan emas untuk menjadikan otak kita lebih cerdas, lebih tangguh, dan lebih manusiawi?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun