Dan yang keluar menjadi pemenangnya yakni Mbah Buyut Kaim dan hal tersebutlah menjadi cikal mula dusun ini dinamai Pulo Kaim.
Lebih lanjut, Ustaz Rusdi menceritakan bahwa Mbah Buyut Kaim ini tidak memiliki keturunan. Yang diceritakan memiliki keturunan hanya Mbah Buyut Arfan yang merupakan sohib beliau.
Abah Andi pun sedikit menambahkan bahwa penamaan Pulo Kaim bukan satu-satunya nama pada dahulu kala, sempat juga disebut dengan Kobak Kaim hingga Kobak Bungur.
Hingga saat ini, hampir 90% masyarakat yang ada di Pulo Kaim merupakan keturunan dari Mbah Buyut Arfan yang merupakan sejoli Mbah Buyut Kaim.
Dusun asri nan menenangkan ini bisa menjadi pelepas penat bagi kami yang notabene mahasiswa yang ada di tengah hiruk pikuk Kota Bekasi.
Dengan mengulik kisah sejarah yang unik ini pun menjadi tambahan khazanah bagi penulis yang juga akhirnya membuat vidio dokumenter tentang Pulo Kaim ini.
Kearifan lokal yang ada di Pulo Kaim ini pun tidak berhenti disana, ada momen tahunan yang selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat.
Yakni tradisi Ruwatan atau biasa masyarakat disana akrab disebut Ngaruwat Bumi. Yakni tradisi sedekah bumi Pulo Kaim yang dianugerahi tanah yang subur.
Ngaruwat bumi ini sejatinya sebuah tradisi upacara adat masyarakat sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen pertanian yang melimpah.