Mohon tunggu...
Edwin Dewayana
Edwin Dewayana Mohon Tunggu... -

.......... menyingkap fenomena di balik setiap peristiwa .........

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mahfud MD untuk Capres 2014

23 Juni 2011   15:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:14 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah Ibu Sri Mulyani Indrawati masuk dalam daftar favorit capres 2014, ada dua orang lagi yang layak digadang-gadang untuk menjadi capres kita berikutnya. Orang itu adalah Pak Agus Martowardoyo - Menkeu dan Pak Mahfud MD - Ketua Mahkamah Konstitusi. Kalau lembaga riset melakukan survei elektabilitas untuk ketiga calon populer itu, tingkat kepopuleran mereka akan bisa terdeteksi dengan lebih obyektif. Apakah memang kepopuleran mereka meluas dan mendalam, ataukah masih terbatas di kalangan terdidik saja. Satu calon lagi yang pernah digadang-gadang penulis adalah Anas. Namun ternyata kepemimpinannya sudah langsung terbukti lemah dalam menengani peristiwa-peristiwa sensitif yang terjadi di internal partai sehingga nampaknya tidak bisa diteruskan untuk menampilkannya dalam deretan calon pemimpin nasional berikutnya. Memang banyak dari kita yang mungkin kecewa, tapi apa boleh buat. Dengan tampilnya tiga calon itu, maka kaderisasi kepemimpinan mulai menampakkan kesegarannya dan menumbuhkan harapan positif di hati masyarakat. Dengan dilakukannya survey dini, partai-partai nasionalis dinasti akan tertriger untuk memikirkan penyegaran calon-calonnya. Bagaimana pun, kalau mereka masih menampilkan yang itu-itu juga, hanya akan membuang uang karena sudah pasti kalah dan tidak terpilih. Kita sebagai masyarakat harus punya mekanisme informal untuk menampilkan calon-calon segar bermutu. Semoga tulisan penulis ini adalah salah satu metode itu. Dan semoga teman-teman Kompasianer lainnya tidak enggan untuk menampilkan calon-calon populer lainnya. Hal ini baik untuk mencegah bangsa kita keblinger memilih presiden yang salah. Apalagi media internet bisa dipakai dengan cerdas untuk menampilkan regenerasi kepemimpinan secara elegan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun