Mohon tunggu...
Ahmad Zain Sarnoto
Ahmad Zain Sarnoto Mohon Tunggu... Dosen - pemerhati pendidikan, psikologi dan agama

Dosen Program Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta dan Direktur Lembaga Kajian Islam dan Psikologi (eLKIP)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Psikologi "New Normal"

29 Mei 2020   14:58 Diperbarui: 29 Mei 2020   15:00 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Wacana Pemerintah untuk  "new Normal" setelah PSBB dan semua kebijakan menghadapi wabah Covid-19 menarik untuk dicermati, jika kita melihat konsep "new normal" dalam perspektif psikologi, maka kita akan bagaimana kesiapan psikis (kejiwaan) dalam menghadapi tatanan dua baru, hidup berdampingan dengan "virus corona".

Sejak wabah corona melanda dunia dan Indonesia khususnya, telah banyak dampak yang ditimbulkanya, baik dampak ekonomi, sosial, maupun kesehatan dan yang tidak kalah pentingnya adanya dampak psikis atau kesehatan jiwa.

Munculnya rasa takut tertular wabah covid-19, menjadi hal lumrah di tengah pandemi ini, maka tidak sedikit orang menjadi ketakutan ketika bertemu dengan orang lain, dan mengasinkan diri, disamping kebijakan PSBB dari pemerintah.

Pengaruh Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada kehidupan psikis/jiwa tentu saja muncul, rasa bosan dan sepi pun menjadi hal yang mudah terjadi, padahal rasa bosan dan sepi, dalam waktu tertentu dapat berakibat pada gangguan psikis, wajar jika pemerintah Inggris di awal 2018 membentuk kementerian khsusus bagian "kesepian", karena dampak kesepian cukup berbahaya jika dalam waktu yang panjang.

Hidup normal di tengah penyebaran covid-19 bukan perkara mudah, diperlukan jiwa-jiwa yang kuat dan kemampuan diri selalu berfikir positif, bisa dibayangkan bagaimana mengubah kebiasaan dari  PSBB dengan membatasi diri, kemudian di buka bebas, semua orang berinteraksi sosial seperti sebelum adanya corona, tentu hal ini tidak mudah, terlebih bagi orang yang telah terjangkit penyakit "takut" tertular covid-19, akan makin memprotek dirinya sendiri.

Jika kebijakan "new normal"  benar-benar dijalankan, tidak ada pilihan lain kecuali menerima dan menjalaninya, pertanyaannya, siapkan kita? jika kita bertanya kepada sebagian masyarakat barangkali jawabannya sama, yaitu "tidak siap".

Yang perlu kita lakukan jika wacana New Normal benar-benar terjadi adalah: 1. Perkuat keimanan/keyakinan kita kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, 2. Berusahasa selalu berfikir positif pada setiap kejadian yang ada termasuk adanya wabah covid-19, 3. Jaga dan pelihara kesehatan, bagi orang Islam, sadari bahwa ajaran yang pertama dalam bidang fikih adalah thaharah (membersihkan diri), dan ke.4.Jaga hubungan persaudaraan, atau kita memiliki komunitas orang-orang yang baik.

Semoga kita termasuk orang-orang yang telah siap menghadapi "nwe normal" terutama kesiapan psikis atau kejiwaan kita.

Wallahu Allam

Bekasi, Jumat, 29 Mei 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun