Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, pekerjaan menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan individu. Tidak hanya sebagai sumber penghasilan, pekerjaan juga berfungsi sebagai identitas sosial dan sumber rasa pencapaian.
Namun, di balik semua itu, terdapat satu elemen yang sering kali tidak terlihat, tetapi memiliki dampak besar terhadap kesejahteraan mental karyawan: gaji.
Ternyata ada hubungan antara penghasilan dan kesehatan mental karyawan, dan ini merupakan tema yang kompleks namun krusial untuk dipahami.
Gaji dan Stres Finansial
Bayangkan seorang karyawan bernama Aisha, seorang profesional muda yang bekerja di sebuah perusahaan teknologi. Meskipun dia menyukai pekerjaannya dan berambisi untuk maju, Aisha sering kali merasa tertekan. Ia memiliki utang student loan yang cukup besar dan menghabiskan sebagian besar penghasilannya untuk membayar tagihan bulanan. Setiap kali ia menerima gajinya, perasaan lega hanya bertahan sejenak, sebelum digantikan oleh stres yang timbul dari pemikiran tentang pengeluaran yang terus menumpuk.
Dalam konteks ini, gaji yang tidak mencukupi kebutuhan dasar dapat menyebabkan stres finansial. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh American Psychological Association, hampir 72% orang dewasa melaporkan bahwa uang adalah sumber stres terbesar dalam hidup mereka. Stres ini tidak hanya mempengaruhi keadaan emosional individu, tetapi juga dapat mengganggu kesehatan fisik, menyebabkan masalah seperti insomnia, kecemasan, dan bahkan depresi.
Pengaruh Gaji terhadap Harga Diri dan Kepuasan Hidup
Penghasilan yang baik tidak hanya sekadar angka di rekening bank. Bagi banyak orang, gaji juga mencerminkan nilai dan penghargaan terhadap usaha yang telah mereka lakukan. Aisha, misalnya, sering kali merasa kurang dihargai ketika melihat rekan-rekannya mendapatkan gaji lebih tinggi untuk pekerjaan yang sama. Rasa ketidakadilan ini menggerogoti rasa harga diri dan motivasi kerjanya.
Dalam psikologi, hal ini dikenal sebagai Teori Keadilan. Menurut teori ini, individu cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain dalam hal kompensasi. Jika mereka merasa dirugikan, dampaknya dapat mengurangi kepuasan kerja dan meningkatkan rasa frustrasi. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Applied Psychology, karyawan yang merasa mendapatkan gaji yang adil cenderung lebih puas dengan pekerjaan mereka dan memiliki produktivitas yang lebih tinggi.
Keterkaitan antara Gaji dan Motivasi Kerja