Seperti yang sudah diuraikan diawal, salah satu syarat yang tentunya rasional bagi partai Nasdem, agar bisa mendukung Ganjar Pranowo adalah menjadikan Ganjar Pranowo sebagai kader partai. Tujuannya jelas agar Ganjar Pranowo mampu membawa nama partai. Partai Nasdem sangat paham dengan pola semacam ini.
Tujuan lain adalah partai Nasdem menginginkan adanya keuntungan elektoral bila harus mendukung Ganjar Pranowo. Efek ekor jas dari pencalonan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden, yaitu meningkatkan suara partai sehingga menambah kursi di parlemen. Inilah hitungan yang paling rasional bagi partai Nasdem.
Target yang paling ideal adalah memenangkan pilpres dan menguasai kursi parlemen. Jika ini dapat diraih partai Nasdem maka tidak sia-sia mendukung Ganjar Pranowo. Menjadikan Ganjar Pranowo menjadi kader partai Nasdem merupakan langkah pragmatis sekaligus rasional untuk memenangkan pilpres dan pileg.Â
3. Â Masa pemilihan partai PDI-P terbelah
Ini resiko yang paling sulit untuk dihindari bagi PDI-P dan Ganjar Pranowo. Suara akar rumput PDI-P pasti terbelah. Bagi yang mencintai figur Ganjar Pranowo pasti akan memilihnya dan juga demikian dengan basis tradisional PDI-P pasti akan memilih calon yang akan diusung PDI-P yang dalam hal ini misalnya Puan Maharani.
Ini sangat berbahaya bagi PDI-P maupun Ganjar Pranowo sendiri. Di kandang banteng seperti Jawa Tengah, suara pasti akan terbelah. Bisa saja Ganjar Pranowo yang menang di kandang banteng, juga bisa Puan Maharani yang akan menang. Menang atau tidak di kandang banteng tentu tidak akan menguntungkan Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.
Baik Ganjar Pranowo mau pun Puan Maharani menginginkan kemenangan besar di kandang banteng. Suara dari kandang banteng inilah yang juga akan berpengaruh pada akumulasi suara keseluruhan. Jika kemenangan tipis di kandang sendiri maka peluang memenangkan pilpres di 2024 sangat tipis.Â
Flash back pada pilpres 2019, kemenangan presiden Joko Widodo ditentukan oleh suara dari propinsi Jawa tengah. Joko Widodo berhasil meraih suara terbanyak dari kandang banteng tersebut di atas 75 persen. Selisih yang cukup besar dengan suara yang diraih oleh rival terberatnya kala itu Prabowo Subianto.
Jika Ganjar Pranowo dan Puan Maharani menjadi rival di pilpres 2024 maka suara basis di Jawa Tengah terbelah. Kemenangan besar tidak akan terjadi seperti saat Joko Widodo maju capres di tahun 2014 maupun tahun 2019. Ganjar Pranowo dan Puan Maharani sama-sama berpengaruh di kandang banteng tersebut.
Tentu baik Ganjar Pranowo maupun Puan Maharani tidak lagi memiliki basis masa yang kuat. Langkah selanjutnya adalah memenangkan suara di luar provinsi Jawa Timur. Jika melihat elektabilitas hari ini Ganjar Pranowo unggul jauh dari Puan Maharani. Namun, pilpres masih jauh, dinamika politik masih terus berlanjut.Â
Jika Ganjar Pranowo mampu mempertahankan dan meningkatkan elektabilitas nya sampai di tahun 2024 maka peluang kemenangannya besar walaupun tidak bersama PDI-P. Sampai hari ini Ganjar Pranowo masih setia pada partai nya PDI-P. Setiap urusan capres di serahkan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri. Namun, politik bisa berubah kapan saja, dalam politik apa yang mungkin bisa jadi kenyataan, dan sebaliknya. Semoga semua intrik politik bertujuan untuk bangsa dan negara. Semoga.
Mengeruda, 14 November 2021