Mohon tunggu...
Edtris Tyas
Edtris Tyas Mohon Tunggu... -

Life isn't about having and getting, it's about giving and being :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Urbanisasi dan Permasalahannya

13 April 2018   10:34 Diperbarui: 13 April 2018   11:55 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang dari desa berbondong-bondong meninggalkan kampung halaman mereka demi mengadu nasib di Ibukota. Setiap tahun jumlah perantau semakin melonjak.

Iming-iming dimana bisa mendapatkan pendapatan lebih besar ketimbang di desa membuat mereka memutuskan untuk nekat merantau. Padahal sebetulnya penghasilan di desa ataupun di ibukota itu sama saja. Bagaimana bisa sama? Yah, memang UMR, UMK, UMP di kota jauh lebih besar ketimbang di desa, bisa 3x lipat lebih. Namun biaya hidup di kota juga 3x lipat dari desa. 

Biasa makan di desa paling habis satu piring nasi di warteg sekitar 7-8ribu. Sedangkan di Jakarta paling gak merogoh kocek 14-20 ribu itupun yang paling hemat di kali 3 kali makan (pagi, siang, malam) kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan lainnya seperti biaya sewa kosan kalau di kalkulasikan sebanding dengan gaji yang di dapat. Yang membedakan adalah harapan untuk sukses.

Para perantau rela bersusah payah di kota demi mewujudkan harapan mereka menjadi kenyataan. Namun penting bagi calon perantau untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelum memutuskan untuk mengadu nasib di Ibukota seperti halnya uang untuk kebutuhan hidup selama kurang lebih satu bulan sampai mendapatkan pekerjaan, mental, serta semangat yang tinggi. Karena bila calon perantau tidak mempersiapkan itu semua yang ada uang habis dan belum juga mendapat pekerjaan juga pada akhirnya sia-sia dan balik kampung lagi. 

Karena banyak saya menemui kasus seperti itu atau malah merepotkan saudara yang di Jakarta (misal kalian yang merantau nebeng saudara). Kasus seperti ini terjadi biasanya perantau terlalu pilih-pilih pekerjaan. Kalau awal merantau lebih baik jalani aja kerjaan yang ada di depan mata selagi itu halal dan tidak merugikan orang lain dan diri sendiri. 

Nah sambil berjalan sambil mengenali kota yang kalian tempati, carilah relasi sebanyak-banyaknya, cari informasi, cari peluang sambil menabung dari gaji kerjaan yang dijalani sementara. Bila memang ada peluang dan pekerjaan yang jauh lebih baik barulah persiapkan diri untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.

Hidup di tanah rantau tak semudah yang calon perantau bayangkan bila kalian belum siap jatuh. Karena pastilah calon perantau akan mengalami yang namanya jatuh, frustasi, homesick bahkan gagal. Bila calon perantau belum mempersiapkan mental serta belum bisa mengendalikan emosi, yang ada akan membuat jera dan memilih mundur (balik kampung). 

So, bagi kalian yang berniat untuk merantau persiapkan diri kalian bukan hanya Ijazah. Karena Ijazah adalah hal sekian setelah mental dan kegigihan. Percuma kalian punya Ijazah kalau kalian gak punya itu semua. Baru gagal sekali yang ada udah kecewa dan bikin kalian takut untuk mencoba lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun