Teguran dan Nasehat Kepada Densus 88 dan MABES POLRI
Sikap professional personil Densus 88 yang menggebuk Mbah Wiji patut dipertanyakan, apakah personil ybs rabun ayam atau personil kemaren sore sehingga gagal mengukur “lawan” kemudian membabi-buta memukuli Mbah Wiji yang renta dan lemah, physically mbah Wiji bukanlah lawan tanding yang sepadan bagi oknum personil Densus 88, Mbah Wiji juga bukan sangsaklantas bisa dipukuli se-enak udel bak anjing yang mau dimasak buat santapan di resto lapo, bukan..! Tapi lihatlah akibatnya; Mbah Wiji babak belur, gigi rontok alias patah, wajah luka sobek sehingga harus dijahit, lebam membiru dan bengkak, kalau menyergap pakai otak dan perasaan dong please.
Perlakuan kepada Mbah Wiji tergolong zolim, saya nasehat-kan supaya pihak-pihak yang terlibat meminta maaf dan melakuan tindakan yang dipandang perlu bagi Mbah Wiji dan keluarga.
Jika cuek, silahkan saja tapi ingat, do’a dan rintihan orang yang dianiaya itu sangat manjur bagi Alloh untuk diterima dan dikabulkan, dijamin personil yang terlibat akan menerima “karma” yang setimpal bahkan lebih keras, tak bisa cakap-lah saya.
Yang paling runyam bin berbahaya dan masuk kategori zolim dan biadab, apabila ternyata bukan Bayu pelaku teror sesungguhnya atau hanya dijadikan kambing hitam, maka pihak2 yang bertanggungjawab (personil densus 88 + mabes polri) akan menanggung dosa dan ketidak-tenangan hidup selama di dunia hingga akhirat, hanya Alloh Yang Maha Tahu dan Berkuasa Atas Segala Sesuatu…
*maaf, postingan kali ini saya tidak mengawali dgn Marhaba, yg artinya selamat datang (selamat membaca) karena postingan ini saya niatkan untuk Mabes Polri dan Densus 88.
Saya Ingatkan Jangan Sampai Menyesal Nanti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H