Baru sahaja Raden meneguk air teh manis hangat dalam gelas logam dan menutupnya dengan penutup gelas logam terbuat stainless steel, dia mendadak merasa kegerahan dalam ruangan rapat yang "Full AC" dan tenggorokan menjadi kering. Dia menyingkapkan lengan kiri jas untuk melihat waktu di arloji emasnya. Waktu baru pukul 23.00.
Matanya sudah agak sepat. Teman-teman sejawatnya dari departemen lain masih antusias membahas rapat penentuan ini, masing-masing dengan cangkir logam yang berisi teh manis hangat atau kopi panas. Kalau dia perkirakan, rapat hasil akhir rencananya akan  dikebut semalaman maksimal hingga pukul 03.00 dini hari.
Karena merasa haus maka Raden segera membuka botol plastik air mineral dan meneguknya dengan deras hingga setengah kosong. Selang lima menit kepala Raden pening berat dan suara dalam ruangan rapat mendadak senyap.
Raden terbangun karena terkejut mendengar suara dering telepon. Dia makin terkejut Ketika dia mendapati masih terbaring di tempat tidur hotel, hotel tempat para peserta rapat menginap tak jauh dari tempat rapat.
Raden mengangkat gagang telepon di samping tempat tidurnya dan menyahut kepada lawan bicaranya di telepon," Iya, Hallo...?".
"Boss Raden, Tanto ini... ditunggu di lounge makan ya untuk sarapan Bersama sekaligus ada pembagian souvenir dari panitia rapat."
"Hmm... Iya Kumandan Tanto, siap. Saya izin mandi dulu dan segera meluncur, tukas Raden.
"Oke, saya tunggu ya Boss, terima kasih jawab suara di ujung telepon. Telepon ditutup.
Raden segera bangkit dari tempat tidur dan baru tersadar bahwa dia tidur masih memakai jas dan sepatu terikat. " Ahhh... sial kok bisa begini, jas ku kusut kalo begini ceritanya ???"
Dia menyingkap lengan jasnya dan melihat waktu pukul 08.00 pagi. Dia menyalakan televisi dan muncul berita "headline" televisi: "Kerja Senyap Semalam Mampu Menghasilkan Aturan Sapu Jagat".