Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lebih Baik Selamat daripada Menyesal

26 Maret 2018   03:18 Diperbarui: 26 Maret 2018   04:08 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Selamat Terbang Selamanya (www.telegraph.co.uk)

Raungan suara jet pesawat samar-samar saya dengar dari dalam kabin pesawat. Saya menempelkan pelipis kiri ke kaca kabin, memandang aspal runway yang seakan-akan berkelebat hebat sedangkan sayap pesawat seakan melembam.  

Hempasan kecepatan jet dengan daya penuh dengan lembut menghempaskan  punggung saya untuk menegak kaku bak lengket dengan sandaran kursi pesawat. Udara dalam kabin mulai dingin akibat semburan uap dingin dari sela pinggir kabin. 

Rasa kantuk menyerang dan tak sadar mata saya mulai terpejam, terdengar sayup raungan jet makin melengking dan suara benturan udara menabrak sayap pesawat. Suasana kabin yang penuh dengan penumpang begitu hening, seolah mengheningkan cipta untuk si burung besi beraksi.

Tiba-tiba deringan berbunyi "tenoneng...tenoneng-neng" menggema sepanjang lorong kabin. Mata saya pun langsung terbuka membelalak, mengendus titik asal suara yang masih menggema tersebut. Suasana kabin langsung riuh, para penumpang saling menengok dan mencari asal suara dering telepon seluler tersebut. 

Awak kabin yang tadinya sudah memasang sabuk pengaman langsung sigap bertindak menuju barisan bangku tepat selang satu baris depan barisan saya. Awak kabin dengan sopan memperingkatkan penumpang ibu lansia yang lupa mematikan ponsel dan dering panggilan berbunyi. 

Ibu itu tergopoh-gopoh mengangkat ponselnya dari tas sakunya, sempat terlepas karena panik. Awak kabin langsung sigap minta izin mengambil alih mematikan ponsel tersebut.

Ilustrasi Ponsel Dalam Pesawat (www.travelandleisure.com)
Ilustrasi Ponsel Dalam Pesawat (www.travelandleisure.com)
Misi selesai, awak kabin bergegas menghempaskan bokongnya dan memasang sabuk pengaman. Burung besi pun seketika lepas landas melayang menuju ketinggian jelajah normalnya. Meninggalkan bandara Soekarno-Hatta pagi itu untuk terbang menuju bandara Balikpapan

Fiuhh, saya sempat marah dalam hati sekaligus deg-degan bercampur baur hendak mengumpat dalam pikir "Kalau mau mati sendirian saja, jangan bawa-bawa ratusan orang ikut mati konyol". Insiden tersebut yang masih membekas dalam ingatan saya, terjadi sekitar bulan Juli 2017 yang lalu. 

Ponsel memang wajib dimatikan sesaat pesawat mulai bergerak di landasan, selama penerbangan hingga pesawat mendarat dan merapat di gedung terminal. Itu aturan keselamatan penerbangan sipil yang tak bosan-bosan disampaikan oleh awak kabin. 

Bukan semata-mata untuk mematuhi undang-undang yang berlaku tetapi yang utama untuk memenuhi tiga poin penting yaitu pertama, selamat kemudian kedua, selamat dan terakhir ketiga selamat. 

Bukan alasan yang dibuat-buat perihal ponsel dapat mengganggu peralatan pesawat tapi nyata pernah terjadi sebagaimana pernah dilansir oleh laman berita Inggris (11/o1/2001), mengutip pemberitaan Reuters. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun