Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pesona Surutnya Danau Toba, Kemustahilan Geopark Kelas Dunia

28 Desember 2017   21:05 Diperbarui: 29 Desember 2017   08:13 3964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dermaga Urat, Palipi, Pulau Samosir (Dokumentasi Pribadi)

Menurunnya kualitas air Danau Toba seakan-akan beriringan dengan menyurutnya permukaan air Danau Toba. Bukan karena aktivitas gempa Gunung Toba yang mengakibatkan surutnya air Danau Toba melainkan lebih karena air yang keluar lebih banyak daripada air yang masuk. 

Eksploitasi air danau akibat industri pengelolahan bubur kertas dan pembangkitan listrik disamping penggundulan hutan daerah tangkapan air diklaim menjadi biang keladinya meski hingga kini belum ada dan terlaksana penelitian intensif untuk menegaskan hal tersebut. 

Bila mencari penyebabnya belum mendapat perhatian serius seperti monitoring dan evaluasi terkait kepentingan konservasi dan peningkatan mutu perairan Danau Toba nyaris tak terdengar, konon lagi mau mengeksekusi solusinya.

Aktivitas Bermain Mencari Kerang dan Berenang di Pantai Pasir Putih Dermaga Pelabuhan Parbaba, Pulau Samosir (Dokumentasi Pribadi)
Aktivitas Bermain Mencari Kerang dan Berenang di Pantai Pasir Putih Dermaga Pelabuhan Parbaba, Pulau Samosir (Dokumentasi Pribadi)
Pesona keindahan Danau Toba yang digadang-gadang akan menjadi tujuan wisata atau Geopark kelas dunia versi UNESCO butuh kerja sangat berat mungkin panjang dari pemerintah pusat dibantu oleh pemerintah daerah. 

Bila tidak maka hanya akan sekedar menjadi slogan belaka, dan akhirnya Pesona Surutnya Danau Toba semakin menjadi-jadi. Sangat disayangkan bilamana itu terjadi dalam hitungan mungkin dua tiga tahun mendatang. Geopark Kelas Dunia menjadi kemustahilan pada akhirnya.

Kami pun akhirnya berhasil merapat ke Pelabuhan Tomok dan antri masuk kapal Ferry KMP Tao Toba II. Ini mengakhiri perjalanan kami di Pulau Samosir. Semoga ada perubahan berarti untuk Danau Toba tercinta, menjadi danau yang tetap hidup dan berkualitas. 

Kita tidak menghendaki Danau Toba menjadi danau mati  yang dikenang dengan kemewahan layaknya monumen atau tambak orang Batak. 

Kita sebagai bangsa Batak ingin Danau Toba tetap menghidupi orang Batak, tidak hanya keluarga ataupun penduduk di Pulau Samosir dan 5 Kabupaten di Sumatera Utara namun juga negara Indonesia dengan predikat kelas dunia.  

Pematang Siantar, 28 Desember 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun