Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kompasiana 101

14 November 2017   16:34 Diperbarui: 14 November 2017   18:10 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kompasiana 101 (dimodifikasi dari: www.inforaid.com)

Saya berharap sidang pembaca tidak bingung melihat gambar cuplikan layar pada artikel ini. Cuplikan layar tersebut hanya ilustrasi ke-error-an saya sesungguhnya menggambarkan kegembiraan saya mengunduh (download) kenangan atau memori saya berinteraksi melalui dan bersama dalam menulis di blog Kompasiana, yang sempat berseliweran di benak saya yang boleh dikatakan menyerupai "error" juga....hehehe. 

Alkisah menulis di media blog bukanlah sesuatu yang baru bagi saya. Saking banyaknya tersedia media blog gratis pada tahun 2008, saya telah mencoba menulis baik di blogspot maupun di wordpress. Ternyata saya baru "mudeng" kalo Kompasiana lahir tahun 2008 juga.  

Saya menjajal mendaftar akun di Kompasiana pada 22 April 2013, sekitar 4 tahun yang lalu dan menorehkan artikel kategori Catatan dengan judul Percaya. Saat itu saya mencoba menulis mengalir spontan saja, apa yang terlintas di benak. Bagi saya ketika itu kompasiana, media yang cocok untuk melukiskan catatan perjalanan ataupun inspirasi yang saya temukan ketika jalan-jalan. 

Kesibukan dalam melaksanakan aktivitas baik yang sifatnya bekerja sambil jalan-jalan, jalan-jalan yang temanya berwisata bersama, maupun kegiatan sosial mengarahkan saya untuk lamban menorehkan banyak artikel di Kompasiana. Kesibukan itu juga membuat saya lambat laun kurang spontan menuangkan artikel, malah menyusahkan diri dengan tema yang padat riset ketimbang tumpahan unek-unek di dalam atma ini.  Saya belajar dari tulisan-tulisan Kompasianer yang ber-darah biru dan berdarah populer bahwa sebuah tulisan yang menyentuh sisi kemanusiaan ditambah ke-kini-an akan memberikan manfaat dan dampak yang luas. Mungkin ini penyebabnya, memberikan nilai atau jiwa kepada tulisan menjadi pekerjaan rumah atau proses yang masih terus berjalan selama saya menuangkan tulisan di Kompasiana ini. 

Belum lagi media Kompasiana juga memfasilitasi pertemuaan off-line dengan sesama kompasianer yang dikenal dengan Nangkring, Visit, Kompasianival. Energi positif begitu kentara saat berdiskusi tema hangat maupun sumbang pemikiran dan pendapat mengemuka sesama Kompasianer. Banyak variasi baik dari aspek talenta, pemikiran, latar belakang, karir, usaha, komunitas sekejap membaur dan saling mengisi menciptakan kebersamaan homogen yang menjunjung respek dan solidaritas. 

Loh, ini sepertinya artikel ini seakan mengembalikan saya ke basic,spontan mencurahkan isi dalam jiwa...hehehe. Cenderung moody mungkinitulah yang kerap saya alami. 

Seiring berjalannya waktu, tak terasa perjalanan artikel saya pada hari ini telah mencapai artikel ke-101. Itulah mengapa saya sebut judul artikel ini Kompasiana 101. Seakan seperti energi yang membara kembali, mengutip kata-kata dari kitab suci : kembali ke kasih yang mula-mula.

1o1 bisa bermakna kembali ke dasar, One-O-One. Bisa juga bermakna akumulasi. Boleh juga mengisyaratkan klenik angka seperti film Dalmatian 101, gedung berlantai 101- Taipei 101 yang menyediakan  lift Toshiba super cepat dengan kecepatan 1010 meter per menit. Dapat juga diartikan kode komputer ASCII untuk huruf "e". 

Melalui tulisan ini, saya mengucapkan selamat hari jadi Kompasiana yang ke-9. Hingga saat ini, Kompasiana meninggalkan kenangan yang baik dan positif di usianya yang ke-9. 

Angka 9 (Sembilan) memiliki banyak makna positif.  Sembilan menurut astrologi Tiongkok merupakan angka tertinggi yang mewakili kemakmuran yang terus berlangsung hingga masa mendatang. Angka keramat bagi masyarakat Bali- Nawasangha dan Islam -Wali Sanga.  

Waduh, tiba-tiba jari manis tangan kanan saya kedutan dilanjutkan dengan lengan kiri saya ikut kedutan saat akan mengakhiri artikel ini. Ini pasti pertanda baik....atau jari dan lengan saya sudah mulai pegal hehehe.

Salam 101,

Jakarta, 14 November 2017

Edrol70

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun