Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

ASEAN Literary Festival 2016 dan Pesan Perdamaian Ramos Horta

9 Mei 2016   20:38 Diperbarui: 13 Mei 2016   13:55 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Talkshow Joko Pinurbo dan Sapardi Joko Damono dengan Moderator Najwa Shihab (Dokumentasi Edrida)

ASEAN Literary Festival 2016 sebagai festival Sasra tahunan yang sudah dilaksanakan untuk ketiga kalinya menghadirkan banyak inspirasi. Pada event kali ini bertema " The Story of Now" adalah tema tentang perjalanan dan kisah kita di masa kini. Festival diawali dengan residency program para penulis muda berbakat terpilih dari beberapa negara ASEAN yang terdiri dari 13 orang yakni Zelia Vital (Timor Leste), Christian Sendon (Philippines) Ridhwan Saidi (Malaysia)m Ha Trang Van (Vietnam), Stephani Ye (Singapore), Quratul Ain Bandial (Brunai Darussalam), Heng Oudom (Kamboja) Christianto Senda  (Indonesia), Guntur Alam (Indonesia), Pringadi Abdi Surya (Indonesia), Muhammmad Rio Johan (Indonesia)  Sebastian Partogi ( Indonesia) dan Akina Shu (Japan). Ungkapan suka cita dalam event ALF tersebut disampaikan oleh Abdul Khalik selaku Co Founder and Director ALF serta Okky  Madasari selaku Co Founder and Program Director dalam Program book ALF yang juga yang juga di dukung tim panitia yang solid untuk terwujudnya event tersebut. 

Okky Madasarii dalam sambutannya pada opening Asean Literacy Festival sebagai Co Founder ALF dan Direktur Program (Dokumentasi Edrida)
Okky Madasarii dalam sambutannya pada opening Asean Literacy Festival sebagai Co Founder ALF dan Direktur Program (Dokumentasi Edrida)
Pesan Perdamaian Jose Ramos Horta

ALF memberikan inspirasi dengan menghadirkan Jose Ramos Horta sebagai mantan Presiden Timor Leste dan Perdana Menteri dalam opening lecture dengan tema "On Freedom and Peace", pada saat pembukaan ALF tanggal 5 Mei 2016 bertempat di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki yang dalam opening lecturenya tersebut dia menjelaskan tentang pengalamannya dalam resolusi konflik di Timor Leste dan keberaniannya memberikan masukan pada PBB tentang nasib Timor Leste dan juga perjuangannya membangun iklim demokrasi dan pemerintahan di Timor Leste.  Dalam public lecture nya yang berdurasi sekitar satu setengah jam dia memberikan pesan perdamaian, bahwa setiap negara yang menghadapi konflik harus terus berjuang untuk kebersamaan, karena penuh dengan ketidak percayaan dan keputus-asaan saat konflik terjadi, yang dibutuhkan adalah langkah kebijaksanaan dari seorang pemimpin untuk membawa setiap masyarakat dan wargga negara menuju jalan yang terang dalam iklim demokrasi.

Bahkan beliau menerima banyak respon dan pertanyaan dari para audience yang hadir dan dengan jujur dia menyampaikan bahwa dia juga pernah mengkritik UN dengan kebijakan UN di Timor Leste dengan berani, karena menurutnya sejumlah kebijakan yang di buat di negaranya kurang tepat. Hingga sekarang Ramos ditunjuk sebagai perwakilan khusus Sekjen PBB untuk Afrika.

Beberapa tema menarik seputar media dan sastra juga di bahas dengang menghadirkan Endy M Bayuni, Nirwan Dewanto, Sanaz Fotouhi dan Moderator Abdul Khalik tentang bagaimana perkembangan  jurnalisme sastrawi serta perlunya belajar berpikir analitis diterapkan di sekolah-sekolah untuk memberikan kemampuan berpikir logis sebagai modal untuk menulis sastra dan jurnalistik.

Bukan hanya itu, bahkan acara yang paling ditunggu adalah percakapan langka antara dua penyair hebat Indoensia yakni Joko Pinurbo dan Sapardi Joko Damono dengan moderator Nazwa Shihab menghadirkan obrolan ringan, hangat tapi serius dan kocak yang dirasakan oleh para audience yang hadir memenuhi teater kecil dengan tiket yang terjual habis karena ditunggu-tunggu oleh para fans penyair, pembaca, serta penikmat sastra.

Dalam percakapan tersebut Nazwa Shihab bertanya tentang buku favorit dari Joko Pinurbo yang sering disebut Jokpin dan Jokpin langsung mengeluarkan buku " DukaMu abadi" karangan perdana Pak Sapardi Joko Damon untuk pertama kalinya, dan menurut penuturan Jokpin, buku tersebut menginspirasinya dan menjadikannya menjadi seorang penyair hingga sekarang.

Sedangkan buku yang berkesan bagi Sapardi Joko Damono adalah buku karangan Rendra yang membuka pintu inspirasi baginya dalam menuliskan bait-bait puisi yang semula terlihat misteri di zaman tersebut karena bahasa yang tidak terlalu mudah dimengerti hingga akhirnya mengundang banyak penyair untuk tampil dan mengeluarkan karyanya termasuk Sapardi Joko Damono

Bahkan dalam percakapan tersebut pertanyaan Jokpin padanya terkait tema puisinya seperti, Celaca, Kibaran sarung dan sebagainya terkesan nyeleneh namun mewarnai tema-tema puisi yang tidak baisanya. Dan Jokpin menanggapi itu adalah hasil pencariannya setelah membaca banyak karya tema tersebut ternyata belum pernah dituliskan oleh berbagai penyair, hingga tema tersebutlah yang dipilihnya

Pada acara ALF juga ada beberapa workshop kepenulisan seperti workshop ibadah puisi  yang diadakan dengan para mentor seperti Jokpin dan juga workshop sihir prosa oleh mentor  Triyanto Triwikromo yang dihadiri banyak peserta dengan antusias.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun