Mohon tunggu...
editan to
editan to Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mengelola Usaha Percetakan

memperluas cakrawala

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gereja dan Ulama Izinkan Vaksin Covid-19 Meski Tak Halal

30 Desember 2020   08:57 Diperbarui: 30 Desember 2020   15:27 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengiriman vaksin Sinovac dari Tingkok. (Foto: Kontan.co.id)

Sikap kompromi ditunjukkan Paus Fransiskus yang menggembala umat Katolik di dunia. Diketahui bahwa otoritas Vatikan telah mengizinkan penggunaan vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan Moderna yang ada kaitan dengan sel janin hasil aborsi.

Gereja Katolik tak pernah berubah menentang keras tindak aborsi. Meski akhirnya bisa memaklumi  produksi vaksin pabrikan obat itu yang mengawali temuan vaksin Covid1-19, dengan memanfaatkan dua sel janin aborsi tahun 1960-an dan 1970-an yang kemudian direplikasi.

Meski demikian, Vatikan menyerukan agar terus dikembangkan vaksin yang lebih etis. Selain itu juga menekankan bahwa vaksin ini harus pula menjangkau bagi kaum papa di negara miskin.

Di tengah banyak negara mulai melakukan vaksinasi unsur keabsahan dari lembaga keagamaan mutlak diperlukan. Demikian pula, bagi Indonesia yang menjadwalkan suntik vaksin pada Januari 2021 mendatang.

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj pun telah memberikan lampu hijau agar vaksin virus corona tetap bisa digunakan meskipun ada unsur tak halal. Pertimbangannya karena kondisi darurat.

Dicontohkan pada 1997 ketika Munas Alim Ulama NU di Pesantren Qomarul Huda, NTB, memutuskan bahwa penggunaan insulin bagi penderita kencing manis diperbolehkan karena pertimbangan kondisi darurat.

Harap dimaklumi insulin dibuat dari gen pankreas babi. Sedangkan babi merupakan binatang yang diharamkan bagi umat Islam.

Said mendorong Majelis Ulama Indonesia agar segera memberi pengesahan kepada vaksin Covid-19, termasuk Sinovac, yang kini sudah masuk 1,2 juta dosis di Indonesia.

MUI sendiri belum memberi lampu hijau. Lembaga kumpulan ormas Islam itu masih menunggu kelengkapan data bahan dari vaksin produksi Tiongkok itu untuk diproses sertifikasi halal.

Meski demikian, Dewan Fatwa Uni Emirat Arab (UEA) telah mengizinkan vaksin tersebut meskipun mengandung gelatin babi. Komponen gelatin babi ini dipergunakan untuk memastikan vaksin tetap aman dan efektif selama masa penyimpanan dan pengiriman.

Ulama di EUA beralasan bahwa vaksin Covid-19 sangat dibutuhkan untuk melindungi tubuh dari infeksi Covid-19. Gelatin babi yang merupakan penstabil itu bahkan akan digolongkan sebagai obat-obatan bukan masuk kategori makanan.

Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir memastikan bahwa Sinovac tidak mengandung bahan baku dari kandungan gelatin babi (porcine). Pernyataan itu ia sampaikan kepada Wapres Ma'ruf Amin pada Agustus lalu.

Pemerintah Indonesia pun sudah memborong vaksin Covid-19 dari setidaknya empat pabrikan. Setidaknya 426 juta dosis vaksin corona telah dipesan dari Sinovac Tiongkok, Novavax Kanada, AstraZeneca Inggris, dan Pfizer perusahaan patungan Jerman-Amerika Serikat.

Kiriman vaksin Sinovac telah masuk ke Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis. Dalam waktu dekat akan bertambah 1,8 juta. Pada Januari Biofarma mulai mengolah vaksin Sinovac setelah mendapat kiriman bahan baku sebanyak 30 juta dosis.

Ratusan juta dosis itu diharapkan bisa disuntikkan kepada 180 juta penduduk untuk menciptakan herd imunnity. Prioritas penerima suntik vaksin diberikan pertama kepada tenaga kesehatan yang jumlahnya mencapai 1,3 juta orang di 34 provinsi.

Tahap kedua yaitu pelayan publik yang jumlahnya mencapai 17,4 juta. Disusul kemudian masyarakat yang lanjut usia di atas usia 60 tahun yang jumlahnya mencapai 21,5 juta. Setelah itu, diberikan kepada masyarakat umum, misalnya pada usia produktif.

Kelonggaran yang diperikan institusi keagamaan diharapkan bisa memperlancar vaksinasi Covid-19. Vaksin Covid-19 mendesak dibutuhkan di tengah angka penularan yang terus melonjak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun