Mohon tunggu...
editan to
editan to Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mengelola Usaha Percetakan

memperluas cakrawala

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Akhirnya, Jakarta Tanpa (Baliho) Rizieq Shihab

20 November 2020   18:22 Diperbarui: 20 November 2020   18:48 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pencopotan baliho Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta, Jumat (20/11). (Foto: Tempo/Antara)

GUBERNUR Anies Baswedan menolak disebutkan melakukan pembiaran kerumunan Rizieq Shihab. Biarkan saja. Toh, fakta yang terjadi kerumunan nyata, ribuan orang lagi.

Penularan virus Covdid-19 benar-benar terjadi.  Lurah Petamburan, yang ikut repot ketika acara berlangsung di markas FPI positif corona. Saksi nikah anak Rizieq positif Covid-19 saat menjalani pemeriksaan swab di RS Polri Kramat Jati juga terinfeksi. Rizieq pun harus istirahat panjang. Katanya drop kecapaian. Rumor berkembang positif, entahlah.

Jika Anies menolak ada pembiaran kerumuman. Biarkan proses kepolisian yang akan menyimpulkan. Namun, yang nyata adalah pembiaran atribut terkait Rizieq Syihab yang banyak terpasang di berbagai jalanan Ibukota.

Baliho raksasa hingga ukuran sedang itu sudah terpasang hampir dua minggu tetapi tidak ada yang berani menyentuhnya. Sebelum-sebelumnya, baliho ormas FPI itu dibiarkan hingga lusuh, berdebu dan robek kena angin. Mereka rusak sendiri. Atau diambil orang tapi dengan sembunyi-sembunyi takut.

Publik kemudian dibuat geger. Ketika video TNI dengan seragam lorengnya mencopot baliho selamat datang Rizieq. Tidak hanya FPI yang protes tetapi juga pembela setia FPI Fadli Zon. Mereka mempertanyakan TNI yang digaji untuk perang kok menertibkan spanduk.

Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman memang membenarkan ia yang memerintahkan anak buahnya menurunkan spanduk. Bahkan, hari ini TNI gencar  mencopot seluruh spanduk. Tidak terkecuali di Markas FPI di Petamburan. Spanduk bergambar Imam Besar FPI Rizieq Syihab itu dilucuti. Ada perlawanan kecil dengan teriakan para laskar FPI. Hebatnya, TNI bergeming.

Dudung memberi alasan pencopotan itu dari yang sederhana hingga yang membuat nyali mencuit. Ia melihat spanduk-spanduk itu tidak segera dicopot.  Sebagian besar baliho itu dipasang seenaknya tidak mengindahkan peruntukannya. Juga tentu saja tidak membayar pajak.

"Kalau siapa pun di republik ini, ini negara hukum, harus taat kepada hukum. Kalau masang baliho udah jelas ada aturannya, ada bayar pajak, dan tempat ditentukan. Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, nggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya," kata Dudung.

Bahkan jenderal bintang dua menggertak, tak segan membubarkan FPI jika berani melawan. "Kalau perlu FPI bubarkan saja itu, bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari," kata Dudung saat gelar 1.500 pasukan di Monumen Nasional, Jakarta, Jumat (20/11) pagi.

Sikap tegas Dudung mematahkan keraguan Pemprov DKI Jakarta yang selama ini mengistimewakan baliho-baliho gratis yang terpasang berhari-hari. Apalagi bila dilatari keagamaan, seolah semua maklum dan terjadi pembiaran.

Penegasan TNI ini seolah mengajari Anies dan pemerintahannya agar konsisten dan bersikap tegas. Tidak ada tawar-menawar apalagi pembiaran. Semua kembali ke relnya. Mengacu kepada aturannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun