Mohon tunggu...
Edi Christian
Edi Christian Mohon Tunggu... pekerja

saya hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa demo antara aspirasi dan anarkisme

24 Maret 2025   20:42 Diperbarui: 24 Maret 2025   20:42 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://wahananews.co/nasional/demo-anarkis-tolak-kenaikan-bbm-cuma-bikin-rakyat-tambah-susah-8ra7p7gF8J

https://www.tribunnews.com/nasional/2019/09/25/demo-pelajar-anarkis-mengaku-dapat-ajakan-dari-medsos-hingga-bakar-motor-wartawan
https://www.tribunnews.com/nasional/2019/09/25/demo-pelajar-anarkis-mengaku-dapat-ajakan-dari-medsos-hingga-bakar-motor-wartawan
https://www.tribunnews.com/nasional/2019/09/25/demo-pelajar-anarkis-mengaku-dapat-ajakan-dari-medsos-hingga-bakar-motor-wartawan
https://www.tribunnews.com/nasional/2019/09/25/demo-pelajar-anarkis-mengaku-dapat-ajakan-dari-medsos-hingga-bakar-motor-wartawan
https://inet.detik.com/cyberlife/d-5221481/kekecewaan-publik-jadi-alat-penghasut-demo-anarkis-via-medsos
https://inet.detik.com/cyberlife/d-5221481/kekecewaan-publik-jadi-alat-penghasut-demo-anarkis-via-medsos

Mahasiswa dikenal sebagai agen perubahan dan bagian dari kekuatan yang memperjuangkan keadilan sosial. Namun, belakangan ini, aksi demonstrasi yang sering dilakukan oleh mahasiswa malah memunculkan dampak negatif yang merugikan banyak pihak. Sering kali, mahasiswa turun ke jalan untuk menuntut hak-hak mereka atau untuk menyuarakan ketidaksetujuan terhadap kebijakan pemerintah atau pihak-pihak tertentu. Namun, apa yang seharusnya menjadi bentuk partisipasi positif ini justru terkadang berakhir dengan kerusuhan yang tidak terkendali.

Demo yang awalnya bertujuan untuk mengkritik kebijakan atau situasi tertentu, justru terkadang berubah menjadi aksi anarkis yang merusak fasilitas umum, menyebabkan bentrokan dengan aparat keamanan, bahkan yang lebih tragis, mengakibatkan korban jiwa. Ketika aksi-aksi tersebut berlarut-larut, tidak hanya merugikan masyarakat dan negara, tetapi juga berdampak pada dunia pendidikan mahasiswa itu sendiri. Alih-alih fokus pada pembelajaran dan pengembangan diri, mahasiswa justru terjebak dalam rutinitas demo yang menghabiskan waktu dan energi mereka.

Hal ini juga berimbas pada kualitas pembelajaran yang seharusnya menjadi prioritas utama mahasiswa. Waktu yang terbuang untuk berdemonstrasi mengurangi waktu mereka untuk memperdalam pengetahuan, mengerjakan tugas, dan berinteraksi dengan dosen serta teman-teman sekelas. Akibatnya, kemampuan akademik mereka pun terhambat. Tidak jarang, mahasiswa yang terlalu sering terlibat dalam aksi demo menjadi kehilangan fokus dalam studi mereka.

Tujuan dari sebuah demo pada dasarnya adalah untuk menyuarakan aspirasi, mengkritik kebijakan yang dianggap tidak adil, atau memperjuangkan hak-hak masyarakat. Namun, dalam prakteknya, banyak yang menganggap bahwa demonstrasi seringkali tidak membuahkan hasil yang jelas. Bahkan, ketika demo berubah menjadi anarkis, tujuan awalnya yang hendak memperjuangkan keadilan malah terdistorsi dan hilang. Aksi kekerasan yang terjadi selama demonstrasi seringkali menimbulkan ketegangan, memperburuk hubungan antara mahasiswa dan aparat, serta mengabaikan makna perjuangan itu sendiri.

Lebih memprihatinkan lagi, dalam beberapa kasus, muncul dugaan adanya pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan mahasiswa untuk kepentingan politik atau agenda tertentu. Terkadang, ada oknum yang sengaja menggerakkan mahasiswa untuk turun ke jalan, menghasut mereka dengan berbagai janji dan harapan yang tak kunjung terbukti. Tujuan mereka bukanlah untuk kesejahteraan rakyat atau perbaikan kebijakan, melainkan untuk meraih kekuasaan atau menciptakan kekacauan yang menguntungkan pihak-pihak tertentu. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk bisa memilah dan memilih apakah mereka benar-benar berjuang untuk tujuan yang murni atau hanya menjadi alat bagi pihak lain yang memiliki kepentingan.

Akhirnya, pembelajaran yang seharusnya menjadi hak dan kewajiban mahasiswa untuk meraih cita-cita malah tergerus oleh kebiasaan turun ke jalan yang tak terkendali. Ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa aksi demonstrasi haruslah dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, dengan tujuan yang jelas, dan dilakukan dengan cara damai yang konstruktif. Jika tidak, kita justru akan melihat generasi yang kehilangan arah dan menjadi terjerat dalam konflik yang tak berujung.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun