Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kakek-kakek dalam Film Dewasa Jepang

16 Juli 2012   09:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:54 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13424306811302997676

Sebetulnya tak terlalu mengejutkan bila situs www.vice.com menyebutkan Jepang adalah negara konsumen tayangan porno kedua terbesar setelah Amerika Serikat. Publik dunia kenal negara ini sebagai negara yang menatap pornografi sebagai hal yang ‘biasa’ dan berada dalam ranah kontrol sosial yang longgar. Masih ingat Maria Ozwa alias Miyabi, bintang cantik porno yang turut menghidupkan dunia industri film dewasa Jepang?

Maraknya industri film dewasa di Jepang ini agaknya punya banyak kiat untuk tetap exist. Dan, boleh jadi karena didikte oleh permintaan pasar, kreatifitas sajian porno Jepang merambah pula ke kawasan-kawasan yang tak umum, misalnya dimanfaatkan kaum senior (baca ‘orangtua) untuk ikut terlibat dalam industri film porno. Terhenyak oleh titipan link di facebook tentang sajian porno dengan aktor lelaki kakek-kakek ini, saya kemudian coba buka situs.

Situs yang saya buka menayangkan sajian video wawancara antara www.vice.com, situs berbasis Prancis itu, dengan Shigeo Tokuda, seorang kakek usia 74. Shigeo mengaku mulai main film sebagai figuran sejak tahun 1994, dan saat ini sudah membintangi 250 film. Menurut pengakuan Shigeo, di antara 250 film itu adalah film porno. Ia tak tahu persis berapa jumlah film pornonya. Yang jelas, keterlibatannya dalam film porno itu datang dari tawaran produser yang memang jelas-jelas ingin memroduksi film porno yang memuat adegan lelaki tua dan perempuan muda.

[caption id="attachment_188074" align="aligncenter" width="517" caption="(foto : www.vice.com)"][/caption]

Dalam film-film porno itu, Shigeo selalu pegang peran utama. Peran perempuan dalam film itu antara lain adalah : menantu, keponakan, baby-sitter, perawat jompo dan sejenisnya, yang semuanya cantik dan jauuuh lebih muda daripada Shigeo.

Saya teruskan teruskan putar video wawancara tu, yang ternyata diselingi dengan potongan-potongan adegan porno sang kakek dalam film-filmya dengan gadis-gadis yang cocok jadi cucunya. Ampun deh!

Shigeo tinggal dengan istri dan anak perempuannya di distrik Chuo, Uogashi, Tokyo. Ketika dalam wawancara ia ditanya soal peran-perannya dalam film porno, dia bilang, “Saya ini aktor. Saya menjalani pekerjaan saya sesuai tuntutan pekerjaan. Saya memang orang jompo, tapi saya masih bisa cari nafkah”

Nah, kira-kira kenapa kreatifitas film-film porno bisa juga berkembang ke pelibatan lelaki-lelaki jompo? Boleh jadi inii karena preferensi seksual masyarakat Jepang yang sangat bervariasi, yang meletakkan fantasi seksual sebagai sesuatu yang ‘ageless’ alias tak kenal umur. Film-fllm dengan bintang senior macam ini jelas ditujukan agar sajian film merasuk dalam alam fantasi pemirsanya, yang menuntun pemirsa –selagi menonton--untuk membayangkan bahwa sangat mungkin pemirsa ini mengganti kedudukan sang kakek dalam adegan porno yang dipirsanya, mengingat si peran perempuan dalam film itu ternyata tak pilih-pilih usia pasangan dalam adegan film tersebut.

Sekali lagi, ampun deh!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun