KAJIAN ILMIAH YANG MENJELASKAN KENAPA ADA CINTA ROMANTIS DAN PERSELINGKUHAN
Jatuh cinta itu misterius, aneh, unik, dan sulit dijelaskan. Ada pasangan yang sudah menikah puluhan tahun dan tetap bisa mempertahankan kualitas cinta; ada pula pasangan menikah yang masing-masing berpaling ke cinta lain setelah sekian belas tahun menjalani bahtera perkawinan. Ada lelaki tampan yang jatuh cinta pada perempuan tak menarik; ada pula perempuan cantik yang takluk pada lelaki tak tampan.
[caption id="attachment_133172" align="aligncenter" width="489" caption="(foto : whateverlife.com)"][/caption]
Misteri cinta dijelaskan secara ilmiah dalam Limerence. Orang yang naksir disebut limerent, dan orang yang ditaksir disebut objek limerent.
Istilah Limerence pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Dorothy Tennov pada tahun 1977, untuk menjelaskan keadaan pikiran seseorang yang sedang tertarik pada orang lain, yang disertai hasrat yang besar agar agar orang yang ditaksirnya akan membalas cinta. Ini merupakan hasil wawancara Tennov di tahun 1960-an atas 500 responden terkait dengan rasa cinta. Hasil wawancara ini diterbitkan sebagai buku berjudul Love and Limerence: The Experience of Being in Love pada tahun 1979.
Lebih jauh, limerence merupakan proses kognitif dan emosional dari orang yang secara emosional ‘kesengsem’ dan ‘tergila-gila’ pada orang lain, terutama bila pelakunya sangat ingin cintanya terbalas. Inilah yang dalam bahasa Inggris Amerika modern disebut ‘crush’. Kalau ada lelaki Amerika berkata pada seorang wanita, “ I have a crush on you,” itu artinya “Saya naksir kamu’.
Masih kata Tennov, Limerence ditandai dengan perasaan yang berlebihan (intrusive thinking) dan sensitif terhadap hal-hal eksternal yang terlihat dari objek limerent oleh si penaksir. Perasaan ini bisa muncul sebagai ‘sukacita’ (joy), atau ‘putus asa’ (despair), tergantung dari respon objek limerent. Itulah sebabnya, ketika si jatuh cinta (limerent) sedang dalam perasaan yang berlebihan (dan mengharap balasan), ia jadi takut ditolak, jadi salah tingkah ketika ada si dia, dan jadi gelisah bila ada hambatan-hambatan seperti jarak, waktu dan kehadiran orang lain yang berpotensi menyerobot si dia. Tak jarang pula si limerent ambil sikap lebay, “Cinta ditolak, dukun bertindak”. Ingat pula judul berita “Cinta ditolak, pisau berbicara!” yang membuktikan bahwa hasrat untuk diterima itu begitu besar, kuat dan bikin gelap mata!
Pelaku jatuh hati juga cenderung ‘menciptakan’ alasan-alasan untuk menjelaskan kenapa gerak-gerik objek limerent bisa ditafsirkan sebagai sinyal-sinyal hasrat tersembunyi, meskipun sebenarnya si objek limerent bergerak-gerik biasa saja. Jadi, memang mereka yang sedang naksir orang lain suka ‘GR’, dan berpikiran si dia juga kirim sinyal melalui gerak-geriknya. Selain itu, semua hal yang dilakukan atau diucapkan si dia terasa indah, benar, cocok, matching dengan hati si penaksir.
Menarik diperhatikan dari hasil penelitian Tennov adalah fakta bahwa limerence juga membuktikan adanya efek-efek fisik pada pelakunya, yakni jantung berdebar, gemetaran, muka memerah dadu, gerak mata tak keruan, dan badan lemas. Kikuk, bicara terbata-bata, malu-malu kucing adalah gejalah fisiologis biasa orang jatuh cinta. Dalam kondisi jatuh cinta parah, si pelaku bisa jatuh sakit, pusing, cemas, kehilangan nafsu makan, pening dan pingsan. Gejala-gejala ini bisa terjadi manakala si jatuh hati berada dekat si dia, dan terpicu oleh sukacita atau putus asa, mana yang tersedia buat si jatuh cinta.
Mengikuti teori limerence Tennov, dan ungkapan ‘cinta itu buta’, saya kemudian coba ambil kesimpulan bahwa perselingkuhan yang dewasa ini marak terjadi, juga merupakan andil besar munculnya limerence pada individu-individu yang telah memiliki pasangan masing-masing; suatu perasaan yang mungkin tidak cukup bisa dibendung dengan norma sosial, norma agama, dan akal sehat yang semestinya jadi rambu-rambu bagi munculnya limerence terlarang.
Ah, saya jadi teringat Queen dengan vokalis mendiang Freddy Mercury yang menghentak dengan hits-nya ‘Crazy Little Thing Called Love”
Sumber :
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI