Baru seminggu saya menulis tentang masalah tagihan pajak bumi dan bangunan
dengan catatan agar berhati-hati menyimpan tanda terima walaupun rekening
tersebut diterima lebih dari 10 tahun yang lalu karena setiap saat dapat kemba
li sebagai pajak terhutang.
Hari ini saya terkejut ketika membayar rekening TELKOM karena biaya abode -
men bulanan yang biasa tertagih sebesar Rp 28.700,- tercetak dalam rekening
untuk abodemen menjadi Rp 73.700,- tanpa pemberitahuan ke pelanggan.
Kejadian serupa pernah saya alami pada tahun 2012 ketika secara sepihak TEL
KOM menaikkan biaya abodemen tanpa pemberitahuan dan baru saya sadari
setelah membayar selama hampir tujuh bulan yaitu sejak Desember 2011 sam-
pai dengan Juni 2012 !
Bagi saya seorang pensiunan tentu jumlah tersebut sangat berarti dan keluh-
an serupa pada hari ini saya jumpai dari pelanggan yang melakukan pemba -
yaran melalui "auto debet" rekening bank dan menyadari setelah sekian lama
harus membayar biaya rekening telepon di luar tarif yang sebenarnya.
Mau tidak mau saya berfikir, mungkin penggunaan telepon rumah sekarang
banyak beralih ke telepon seluler sehingga pihak TELKOM merasa perlu me-
ningkatan pemasukan hanya sayangnya dengan cara yang tidak sportif.
Saya tidak bermaksud mencemarkan kinerja TELKOM, hanya melalui tulisan
ini menganjurkan agar para pelanggan telepon khususnya telepon rumah
tangga agar secara berkala memeriksa tagihan rekening, kalau-kalau ada
tagihan yang tidak semestinya dibebankan kepada pelanggan.
Setelah mengajukan komplain, pihak TELKOM memang segera memromes
perbaikan tagihannya dan alasan mereka telah menghubungi keluarga sa
ya bulan November lalu untuk merubah sistim pembayaran telepon dan
pihak TELKOM berusaha membantu meringankan biaya pulsa yang besar
dengan cara mengenakan tarif berlangganan pengganti abodemen.
Saya tidak merasa dihubungi pihak TELKOM dan saya pikir percuma ber-
debat kusir untuk perkara yang sepele bagi mereka tetapi besar artinya
bagi saya dan yang penting tagihan telepon untuk bulan-bulan berikut
nya normal kembali kecuali memang ada kenaikan tarif baru.
Mudah-mudahan 2 tahun yang akan datang kejadian serupa tidak ter -
ulang kembali, sehingga saya tetap setia menjadi pengguna telepon ru
mah di samping telepon seluler, semoga !