Mohon tunggu...
Eddy Restuwardono
Eddy Restuwardono Mohon Tunggu... Wiraswasta - swasta

Re-tired (adj) : I was tired yesterday and I'm tired again today

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Agar Badminton Jangan Seperti Sepakbola

30 April 2015   17:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:30 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14303894932062829733

[caption id="attachment_413912" align="aligncenter" width="595" caption="Mychelle Christine bandaso salah satu atlet PB Djarum yang sekarang sering dikirm bertanding keluar. Jangan sampai remaja berbakat ini telat diorbitkan seperti seniornya Melati Daeva Oktavianti atau Gloria Emanuella Widjaja."][/caption]

Di Dongfeng Asian badminton championship yang berlangsung di Wuhan  beberapa hari yang lalu Indonesia hanya mengirim Dionisius Hayom Rumbaka dan Maria Febe Kusumastuti di sektor tunggal. Dua duanya adalah pemain PB Djarum. Barangkali  pengusus PBSI enggan mengirim atlet tunggalnya entah mengapa.

Kalau di telisik lebih lanjut ternyata Hayom maupun Febe dua atlet Djarum ini sudah dikirim oleh klubnya ke beberapa turnamen sejak awal tahun ini. Malaysia Masters, German Open, All England, Malaysia Open, Singapore Open, Asia badminton championship dan terakhir New Zealand open. Febe hampir sama dengan hayom hanya dia nggak ikut di all  England tetapi ikut di Austrian open. Dibandingkan dengan pemain pelatnas ternyata hayom dan febe lebih banyak bertanding di luar negeri. Ini berakibat pada ranking mereka yang terus membaik. Hayom sekarang ada di ranking 23 dan Febe 34 lebih baik dari para pemain pelatnas.

Karena ranking diperoleh melalui banyak bertanding di turnamen internasional, makanya banyak pemain bertanding ke luar negeri lewat klub.  Pemain seperti Ruselly Hartawan (jaya Raya) pun aktif bertanding di singapore open dan New Zealand open atas nama klub. Bahkan pemain seperti Shesar Hiren Rustavito yang sempat mengu durkan diri 2 tahun lalu, kini  aktif kembali dan mulai dikirim PB Djarum ke New Zealand Open (28 April-3 Mei) .

Di turnamen selanjutnya yaitu  Thailand International series (5-10 Mei) lebih banyak pemain muda bertanding karena dikirim klubnya seperti, Devi yunita Indah sari,  Desanda vegarani, Ghaida Nurul Ghaniyu, Vega vio Nirwanda, bagas kristianto. Juga ada Yantoni Edy Saputra/yahya Adi kumara, Rinov Rivaldi/rahmadiansyah, juga pasangan putri Mychele Christine Bandaso/Serena Kani, Tania Oktaviani/Vania arianti   dan marchelia gischa Islami/ahmadani hariyanti Putri, dan lain-lain kebanyakan mereka adalah  pemain PB Djarum.

Susahnya anak anak muda ini  kebanyakan harus mengikuti babak kualifikasi bahkan di turnamen kecil seperti Thailand International series ini. Dan di banyak pertandingan mereka harus kalah dari nama nama yang tidak popular dari negara yang asing tentang olah raga badminton bahkan dari pemain dengan umur sebaya sekalipun. Tetapi ini adalah bagian dari perjuangan mereka, semoga mereka bisa survive melewati masa masa sulit ini dan kelak akan muncul menjadi pemain pemain yang berhasil. Salut untuk klub yang telah mengirim pemain pemain mudanya  ke luar negeri  terutama PB Djarum, PB jaya Raya.

Semoga klub klub yang lain jangan hanya bangga memenangkan Sirnas saja tetapi juga mau  mengirim atlit mudanya ke turnamen di luar negri. Supaya badminton jangan menjadi seperti sepakbola penuh hingar bingar dan kegaduhan tapi minim prestasi. Dan yang lebih penting kita dapat mengejar ketertinggalan dari negera negara lain lewat pemain pemain muda ini

.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun