Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Pasti Akan Menemukanmu

30 Juni 2019   13:02 Diperbarui: 30 Juni 2019   13:46 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan kecil, sunyi, tak beraspal yang terpampang di hadapanku itu menuntunku ke ujung penantian. Harapan akan sebuah keindahan masa usang terbentang dalam angan. Betapa cinta masa kecilku membuatku mampu bertahan. Mencari dan menunggumu dalam suatu kebimbangan. Ketidakpastian yang tak pernah mau kuhadirkan. Berharap Tuhan kan memberi jawaban.

Langkah tegapku tak pernah surut meski harus melewati kubangan air hujan yang rela turun ke bumi demi membasahi tanah ini. Meskipun sisanya kadang tak pernah diharapkan lagi. Pondok kecil namun asri dan indah menjadi navigasiku untuk tak berbelok arah dari tujuan awalku. Mencari yang lama telah tersembunyi. Membawa yang lama telah dicari. Mempersiapkan dekapan hangat ini demi sebuah harga diri. Janji suci.

Beribu tanya berkecamuk di dalam hati. Bahkan berbagai cara dilakukan otak untuk mempersiapkan semuanya. Mencari jawaban atas pertanyaan yang belum terlontarkan. Menyusun rencana yang belum pernah dijalankan. Memilih imajinasi yang kan membuatku terkesan. Atas apa yang nanti akan dilakukan. Di ujung jalan sana. Di pondok kecil namun asri nan indah itu. Dimana masa depanku tertuju.

Ketukan pintuku dibalas dengan sapaan hangat setelah kotak kayu persegi panjang itu terbuka. Ada tatapan kaget namun teduh bersanding di sana.

"Cari siapa ya, Mas?" Bola mata bening dengan bulu lentik itu menyapaku. Sedang di sampingnya berdiri seorang wanita tua renta dengan senyuman khas tempo dulu.

"Cari kamu!" Kutunjukkan foto keluarga yang sempat kuambil malam itu ketika ayah dan ibu kita bertengkar dan memutuskan untuk berjalan masing-masing saat itu.

Aku dan kamu masih lugu. Kita hanyalah dua sosok anak kembar umur tujuh tahun yang baru belajar di bangku sekolah dasar waktu itu. Tak tahu apa yang terjadi saat itu. Hanya bisa merasakan perpisahan yang menyakitkan. Kerinduan yang tak kunjung reda akibat peperangan antar dua keluarga. Dan pengharapan yang tak berkesinggahan. Ayah membawaku dan kau tertinggal bersama ibu.

Peluk haru pun menghambur di dalam dekapanku. Betapa aku merasakan kerinduan yang sama terpancar dari pelukan mereka. Sama seperti yang selama ini menggerogoti hatiku. Hingga akhirnya kubentangkan kedua lenganku untuk menjemput kebahagiaanku kembali. Bersama ibu dan adikku.

"Ibu, sesuai janjiku. Aku pasti akan menemukanmu."

Alam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 28 Juni 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun