Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masuk Perguruan Tinggi melalui Jalur Mandiri, Layakkah Dihapus?

2 September 2022   19:33 Diperbarui: 3 September 2022   09:00 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ingin menjadi sarjana? Jalur mandiri merupakan salah satu pilihan (Sumber: optometrystudents.com).  

Di samping itu, pengenaan uang semester terhadap mahasiswa pada jalur mandiri pada umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan jalur SNMPTN dan SBMPTN.

Lalu, apakah jalur mandiri tidak melalui test? Tentu saja melalui test sebagaimana dua jalur lainnya yang saya sebutkan di atas. Test yang mesti diikuti, test kemampuan dasar, test potensi akademik, dan lainnya.

Saatnya Dihapus?

Berawal dari kasus seorang rektor yang tertangkap tangan tersebut, lalu banyak yang mengusulkan agar jalur mandiri dihapus saja. Ya, banyak yang merasa jalur mandiri adalah jalur yang rawan suap-menyuap.

Bagaimana menyikapinya? Pada saat kita mendengar sebuah kasus untuk pertama kalinya, terkadang kita cenderung menanggapinya secara emosional.

Emosi itu dipicu oleh pengalaman, informasi, atau hal lain yang membuat kita bersikap dan berpendapat seperti itu. Lalu, usulan menghapus jalur mandiri ini pun bergaung semakin keras, sahut-menyahut.


Namun, dalam kurun waktu tertentu gaung itu lantas menipis dan lenyap. Bagaikan empun pagi yang perlahan-lahan menguap tatkala tertimpa sinar matahari. Akhirnya, kita kembali kepada pola lama.

Perlunya Evaluasi

Kalau ada kasus seperti itu di sebuah perguruan tinggi, bukan berarti lembaga lain yang sejenis pasti melakukan hal yang sama. Kita tidak bisa gebyah uyah alias menggeneralisasi. Belum tentu perguruan tinggi lain melakukan hal yang sama: menerima suap!

Jadi, kalau sifatnya kasuistik, seyogianya dicermati penyebab terjadinya. Ada baiknya ditelusuri persoalan atau kelemahan apa yang ada di balik semua itu.

Adakah oknumnya yang bermasalah? Misalnya, kurangnya integritas? Ataukah lantaran sistemnya sedemikian rupa yang memungkinkan terjadi hal seperti itu? Adakah masyarakat yang sudah cenderung permisif terhadap hal-hal seperti ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun