Dikisahkan, seekor singa lapar hendak mencari mangsa. Dari kejauhan, ia melihat empat ekor sapi jantan sedang merumput. Sang singa berencana membantai salah satu dari mereka untuk memenuhi rasa laparnya. "Ini makanan lezat," pikirnya.
Ia pun mulai mendekat perlahan-lahan. Salah satu dari empat ekor sapi itu segera mengetahui gelagat sang singa yang hendak menerkam salah satu dari mereka.
Mengetahui hal itu, ia memberitahu sapi lainnya dan membuat strategi untuk menghadapi singa tersebut.
Mereka memasang formasi sedemikian rupa sehingga, begitu mendekat, akhirnya si singa terkurung di dalam lingkaran yang dibuat sapi-sapi itu.
Sang singa tiba-tiba sudah terjebak di dalam lingkaran yang dibuat sapi. Di sisi utara, di selatan, di timur, dan di barat, sang sapi siap menanduk sang singa. Formasinya sudah cukup rapat dan ketat.
Singa yang terkurung di dalam kehabisan akal, bingung bagaimana caranya agar bisa menerkam salah satu dari mereka sebagai makanan lezat hari itu.
Kalau ia berani menerkam sapi yang di sisi baratnya, misalnya, maka sapi yang di timur, utara, dan selatan  siap membantai tubuhnya dengan tanduk mereka yang tajam dan kuat.
Akhirnya ia hanya berani berputar-putar di dalam kurungan keempat sapi itu. Tetapi, dengan setengah hati, ia lalu mencoba memberanikan diri menyerang salah satu sapi itu.
Apa yang terjadi? Ia ditanduk oleh ketiga sapi lainnya, membuatnya terluka parah. Syukur ia masih bisa lolos dari kepungan keempat sapi jantan ini dan berlari menjauh. Keempat sapi itu pun selamat dari ancaman singa.
Nah, dalam beberapa hari kemudian, entah karena persoalan apa, sapi-sapi tersebut berselisih paham. Mereka bertengkar satu sama lainnya. Mereka tidak sejalan lagi. Mereka bermusuhan satu sama lain dan menjauh.