Hal ini menjadi sangat penting di tengah maraknya berbagai informasi yang tak hanya memperkaya referensi si anak akan kebaikan bahkan ada juga yang sifatnya merusak secara moral.
Melestarikan Nilai Budaya
Kedua, melestarikan budaya leluhur. Kalau bukan kita yang hidup masa kini yang menggali dan meneruskan cerita rakyat yang ada, lalu siapa lagi?
Tugas pemerintah melalui lembaga pendidikan, termasuk tugas para orangtua dan guru adalah melestarikan cerita rakyat itu dengan meneruskannya kepada anak-anak. Jangan sampai terjadi missing link antara masa silam dengan masa datang nantinya.
Nilai-nilai budaya dengan nilai kesusilaan atau nilai moral yang ada hendaknya  diteruskan sebagai warisan budaya tak benda yang tidak boleh sirna dari peradaban manusia.
Seandainya para leluhur yang membuat dan mengemas cerita itu dulu bisa melihat, tentu mereka akan merasa gembira apabila kita, generasi penerus, dan anak-cucu mereka, bersemangat melestarikan cerita yang diwariskannya itu.
Sebagai Hiburan bagi Anak
Ketiga, memberikan hiburan kepada anak. Di dalam dunia yang semakin maju ini, hiburan sangat mudah didapatkan oleh anak-anak, dengan berbagai jenis atau macamnya.
Youtube, film, dan media sosial sudah memanjakan anak-anak kita. Mereka dengan sangat mudah mengakses berbagai hiburan di situ.
Dalam konteks hiburan ini, sebaiknya cerita rakyat juga disangkutkan di dalam kontennya melalui berbagai paltform media yang tersedia. Di samping melalui buku, juga melalui berbagai media atau saluran yang saya sebutkan tadi. Kita bisa mengisi media yang ada dengan cerita rakyat yang dapat memberikan penghiburan bagi anak-anak.
Meningkatkan Imajinasi dan Kreativitas