Mensyukuri Anugerah Tuhan
Kelima, menjadi penulis itu adalah anugerah. Ya, setiap orang sejatinya memiliki bakat tertentu yang terpendam, yang bersifat potensial. Bakat itu harus digali, diasah, dan diaktualisasikan sehingga bermanfaat nyata dalam kehidupan.
Berbakat menulis merupakan sebuah anugerah. Memiliki bakat atau ketertarikan yang besar terhadap dunia tulis-menulis adalah sebuah berkat yang luar biasa. Berkat Tuhan yang seharusnya mendapat perhatian serius.
Oleh karena itu, hendaknya kita mensyukuri anugerah Tuhan dengan menggunakan dan mengasah bakat itu dengan sebaik-baiknya sehingga tak hanya menjadi potensi terpendam, bahkan teraktualisasikan dalam kehidupan nyata dan menjadi passion.
Kesempatan Berbagi Kebaikan
Keenam, punya kesempatan untuk berbagi kebaikan. Menulis bisa menjadi jalan untuk berbagi kebaikan. Ya, berbagi kebaikan melalui tulisan.Â
Apa yang kita ketahui, kita bagikan. Pengalaman hidup juga bisa kita bagikan. Berharap agar apa yang kita bagikan itu bisa bermanfaat bagi orang lain.
Menjadi penulis, dengan demikian, adalah kesempatan sempurna untuk berbuat kebaikan bagi banyak orang. Ya, berbuat kebaikan bagi banyak orang melalui tulisan!
Coba pikirnya ini: sebuah tulisan di kompasiana bisa dibaca puluhan, ratusan, bahkan terkadang sampai ribuan orang.Â
Nah, kalau sebuah tulisan dibaca begitu banyak orang, bukankah ini sebentuk upaya berbagi yang demikian nyata? Apalagi artikel yang kita tulis sudah sampai puluhan bahkan ratusan jumlahnya, berapa pembaca sudah menikmati tulisan kita dan mendapatkan dampaknya!