Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menulis "Gaya Bebas" Itu Seperti Berkendara di Tanah Lapang

30 Juli 2020   22:03 Diperbarui: 5 Agustus 2020   05:42 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pinterest.com/babyrockmyday

Dalam beberapa kasus, hal ini benar-benar terjadi. Saya pun mengalaminya.

Mencoba menulis apa yang terpikir di awal, mengikutinya, lalu perlahan-lahan bermunculan serentetan ide yang sambung-menyambung. Akhirnya jadilah sebuah artikel yang komplet. Beberapa artikel saya yang dimuat di Kompasiana dimulai dari ketiadaan ide ini.

Mungkinkah seseorang yang tidak memiliki ide tertentu yang pasti akan mampu menulis sampai selesai? Tulisan saya yang berjudul Cara Cespleng Betah di Kompasiana, Surat Terbuka untuk Kompasina dan Kompasianer, juga Buku-buku yang Menunggu Dibaca, Ijin Saya Jogging Dulu, adalah beberapa artikel tanpa gagasan yang pasti pada awalnya.

Ini hanya menyebut beberapa contoh saja. Tulisan-tulisan itu, sama sekali tak terpikirkan dengan pasti apa yang mau saya tulis pada awalnya. Tetapi, tetap saja saya coba tulis dan akhirnya ternyata bisa mengalir.

Kebebasan Berekspresi
Uniknya, tulisan model begini memberikan peluang berekspresi jauh lebih leluasa dibandingkan dengan tulisan yang dirancang secara matang.

Mari saya uraikan lebih lanjut. Kalau tulisan yang saya rancang dengan kerangka atau outline yang sistematis dan logis, jelas akan memberi saya rambu-rambu sehingga tulisan tidak nyasar ke mana-mana. Dengan outline saya terbantu dalam menyusun tulisan dengan baik. Tahapannya jelas, alurnya pun pasti.

Akan tetapi, dengan outline itu ternyata saya terkadang merasa "dipagari", tak mendapatkan kebebasan untuk "semau gue." Saya dipaksa menulis dengan rambu-rambu yang ada di kiri-kanan. 

Andai saya berkendara maka saya mesti bergerak di antara rambu-rambu tersebut. Kalau melenceng, boleh jadi kendaraan saya nyemplung ke got.

Menulis dengan topik yang sudah ditentukan di awal ditambah pula dengan outline yang jelas dan tegas memang amat baik, bahkan sangat dianjurkan. Karena cara ini aman, kurang bahayanya. Hanya, nggak menantang bagi mereka yang sesekali ingin ber-vivere pericoloso!

Jika Anda berani memulai menulis tanpa ide yang pasti di awal, risikonya hanya ada dua. Pertama, tulisan Anda tak akan selesai. Paling-paling bisa menulis beberapa alinea di awal, setelah itu macet. Tidak beda dengan mobil yang mogok lantaran kehabisan bahan bakar.

Kedua, kalau Anda ketiban keberuntungan sehingga proses menulis berjalan lancar, maka artikel yang Anda susun akan tiba di garis finish dengan selamat. Lalu, Anda pun bersorak seperti sedang memenangkan sebuah perlombaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun