Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Inilah Tips Sederhana Hadapi Masa Pensiun

16 November 2019   22:28 Diperbarui: 17 November 2019   05:01 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menikmati masa pensiun. (sumber: @kulturtava)

Pensiun. Istilah ini sudah jamak dikenal. Makna "pensiun" adalah sudah menyelesaikan tugas secara paripurna, entah di perusahaan swasta maupun di instansi pemerintahan. 

Semua orang pasti pensiun, hanya tinggal menunggu waktu. Pertambahan usia membawa orang semakin dekat dengan masa pensiun. Kemudian, pada akhirnya tibalah masa pensiun itu, di depan mata!

Lalu, bagaimana menyikapinya sebelum pensiun dan saat pensiun tiba? Apakah pensiun itu perlu dirisaukan benar? Atau, kita memilih tenang-tenang saja? Ada banyak pendapat bagaimana sebaiknya kita menyikapi masa pensiun yang sudah menjelang bahkan sudah mulai dijalani.

Berikut ini saya sampaikan beberapa tips yang, mudah-mudahan, cukup komplit dan bermanfaat bagi siapa saja yang akan memasuki masa pensiun, entah pensiunnya masih terbilang jauh maupun yang sudah relatif dekat.  Bahkan, sebagian tips ini barangkali juga bisa dimanfaatkan oleh mereka yang sedang menjalani masa pensiun.

Pertama, persiapan mental. Posisi pensiunan tentu akan sangat berbeda dengan posisi waktu bekerja. Jika seseorang saat bekerja, karena prestasinya sehingga berhasil menjadi pimpinan, biasanya ia akan dihormati. 

Masuk kantor diantar dengan mobil bagus, demikian pula saat bertugas, dan pulang kantor. Para karyawan tidak lupa mengucapkan "selamat pagi" sambil sedikit menundukkan kepala. Mereka pun siap menerima perintah. Fasilitas yang diperoleh pun relatih lebih bagus dibanding karyawan biasa.

Mereka yang dalam posisi seperti ini saat di kantor, ketika pensiun seyogianya mempersiapkan diri lebih awal dan lebih intensif. Artinya, ia harus sedikit demi sedikit menyesuaikan diri untuk menjadi masyarakat pada umumnya. 

Sebab, ketika sudah pensiun, tak akan lagi orang yang mengantar dan menjemput dengan mobil dinas, tak ada lagi yang mengatakan "selamat pagi," dan tak ada pula pelayanan istimewa lainnya seperti yang dinikmatinya saat masih aktif bertugas dinas. 

Ia benar-benar harus berusaha menjadi warga masyarakat biasa. Ia pun harus berhati-hati dengan ancaman post-power syndrome: penderitaan hidup dalam bayang-bayang kebesaran masa lalu.  

Kedua, persiapan finansial. Hal ini sangat penting untuk dipersiapkan sejak jauh-jauh hari, bahkan jika bisa, sejak diangkat menjadi pegawai/karyawan. Menyisihkan penghasilan untuk ditabung/diinvestasikan adalah sangat dianjurkan. 

"Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit," demikian sebuah anjuran, yang maknanya agar kita selalu ingat untuk menyisihkan sebagian (kecil) dari penghasilan untuk mempersiapkan masa depan, termasuk masa pensiun.

Seorang sahabat menyisihkan penghasilannya sejak usia 25 tahun, dan sekarang tabungannya sudah membengkak banyak. Tabungan berjangka miliknya itu relatif memadai untuk menyongsong masa pensiunnya lima tahun lagi. 

Penghasilan pensiunan akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan saat masih aktif. Di situlah investasi atau tabungan yang dirintis sejak awal akan sangat berguna.

Ketiga, persiapan aktivitas. Banyak sekali yang menganjurkan agar begitu pensiun orang  tidak benar-benar berhenti beraktivitas. Ia harus tetap aktif melakukan hal-hal positif yang bisa dikerjakan  sesuai dengan kondisi. 

Pekerjaan-pekerjaan fisik yang berat hendaknya dihindari. Bekerja yang menyenangkan dan lebih yang sifatnya rekreatif namun produktif  bisa menjadi alternatif.

Bekerja untuk mendapatkan penghasilan? Ya, silakan. Tetapi, bukan itu lagi yang seharusnya menjadi target utama, melainkan bagaimana bisa tetap aktif. Keaktifan ini membantu seseorang untuk selalu merasa masih berguna dan tetap bersemangat. 

Bukan sebaliknya, merasa sebagai laskar yang tak berguna. Keaktifan dalam konteks ini janganlah terlalu membebani diri, melainkan keaktifan yang menambah kegembiraan dan kebahagiaan dalam menjalani hidup.

Keempat, persiapan kesehatan. Untuk menjaga kesehatan, olahraga secara kontinyu, minimal 3 kali seminggu, perlu dilakukan. Olahraga jalan kaki menjadi salah satu yang dianjurkan. 

Kegiatan olahraga di samping untuk menjaga kesehatan, juga untuk menguatkan semangat hidup dan mencerahkan suasana hati. Dengan berolah raga pensiunan akan merasa kondisinya menjadi lebih prima, siap meneruskan dan menghadapi tantangan kehidupan.

Beberapa sahabat saya bahkan mempunyai klub olahraga jalan kaki dengan rute di pinggir pantai. Keseluruhan anggota klub itu adalah para pensiunan. Mereka berjalan menyusuri jalan beraspal di pinggir pantai, bolak-balik, sejauh kurang-lebih 7 kilometer per hari. 

Hal ini mereka lakukan 4 kali seminggu. Dan, kelihatannya mereka menikmati kegiatannya itu dengan penuh kegembiraan. Melangkahkan kaki dengan relatif cepat sambil ngobrol memang mengasyikkan. Jangan lupa -- seperti dianjurkan dokter, olahraga perlu dilengkapi dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, dan selalu berpikir positif.

Kelima, persiapan spiritual. Semakin bertambah umur kita dianjurkan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Jangan sia-siakan sisa hidup yang diberikan Tuhan dengan hal-hal yang bertolak belakang dengan ajaran ketuhanan. 

Perkuatlah spiritualitas. Caranya, misalnya, dengan lebih rajin lagi beribadah, lebih rajin lagi berbuat kebaikan bagi orang lain, sekecil apa pun itu. Lebih rajin lagi berbagi gagasan atau ide-ide positif untuk generasi muda.  

Bersamaan dengan itu, sedikit demi sedikit mulai belajar melepaskan sifat-sifat yang mendorong kita terikat pada keduniawian, seperti sifat egois, rakus, tak mau peduli, pelit, dan sejenisnya. Perlu ditumbuhkan sifat welas asih, ringan tangan membantu orang tanpa pamrih, berbagi kebaikan dan kebajikan yang sudah berhasil dipetik dari perjalanan hidup.

Itulah beberapa hal kiranya perlu dipersiapkan sebelum dan pada saat menjalani masa pensiun. Yang terpenting bagi para pensiunan adalah tetap beraktivitas, menjaga kesehatan, menjaga semangat, berbuat baik, dan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

( I Ketut Suweca, 16 November 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun