Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Apa Kata Pramoedya Ananta Toer tentang Tulis-Menulis?

24 Oktober 2019   14:48 Diperbarui: 24 Oktober 2019   15:06 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Belum lama ini saya sempatkan berkunjung ke sebuah toko buku. Maklum, dalam sebulan terakhir belum lagi bisa menambah referensi bacaan. Niat awalnya adalah mencari buku terkait dengan mata kuliah yang penulis ampu di kampus, buku-buku textbook, tentu saja. 

Untuk buku textbook sudah ketemu, kendati belum komplet. Tiba-tiba mata 'terbentur' dengan buku yang sangat menarik untuk dinikmati, terutama karena menyangkut dunia tulis-menulis. Apa itu? 

Buku yang saya maksud berjudul: Pramoedya Ananta Toer: Catatan dari Balik Penjara. Buku berketabalan 288 halaman ini ditulis oleh Muhammad Muhibbuddin, diterbitkan oleh Penerbit Araska, Agustus 2019. Benar-benar buku baru rupanya.

Bekerja untuk Keabadian
Baiklah, saya ingin memperkenalkan sedikit saja tentang isi buku dimaksud. Ada banyak bagian-bagian yang menarik  diungkapkan berkaitan dengan kehidupan sang tokoh. Tapi, kali ini yang saya perkenalkan hanyalah bagian yang membahas tentang ungkapan dan secuil kiprah sastrawan ini yang berhubungan dengan dunia tulis-menulis.

Ini ungkapan Pramoedya yang terkenal itu: 

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."


Ungkapan ini sangat sering dikutip orang untuk memotivasi dan menginspirasi pembaca atau pendengar untuk mulai dan rajin menulis. Memang benar apa yang disampaikan Pramoedya. Menulis adalah untuk mengawetkan nama. Jika tidak menulis, maka orang akan hilang dari sejarah. 

Sastrawan yang satu ini sudah membuktikan dirinya dengan menulis sederet novel yang kita wariskan dan mungkin sudah kita baca hingga sekarang. Novel Pramoedya di antaranya: Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.

Tak Perlu Cari Nama
Terkait dengan pernyataannya tentang tulis-menulis sebagai upaya membangun keabadian, Pramoedya, mengungkapkan, 

"Karena kau menulis...suaramu tak akan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh di kemudian hari."  

Meskipun demikian, sebagaimana dipaparkan oleh Muhammad Muhibbuddin--penulis buku ini, Pramoedya menulis buku bukan untuk mencari nama atau popularitas. Tugas dirinya hanya menulis. Soal apakah karyanya dipandang layak atau tidak, itu bukan tugasnya, melainkan tugas kritikus atau pengamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun