Ketika saya meninggalkan Jenewa, saya tidak hanya membawa catatan rapat atau kenangan berjalan kaki di udara dingin. Saya membawa rasa syukur, bahwa ada kota di dunia yang berani memadukan elegansi dengan kemanusiaan, yang mampu menjadi ruang bagi percakapan global sekaligus tempat bagi mereka yang kehilangan rumah.
Dan mungkin, seperti Broken Chair yang tetap tegak meski kakinya patah, Jenewa mengajarkan kita untuk tetap berdiri, tetap berharap, dan terus bekerja demi dunia yang lebih adil.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI