Mohon tunggu...
Dzikra Hafiya Azizah
Dzikra Hafiya Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswi Aktif Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2024

Memiliki ketertarikan terhadap isu-isu sosial

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menjadi Pengangguran Adalah Pilihan atau Keterpaksaan

26 Juni 2025   20:29 Diperbarui: 26 Juni 2025   20:29 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-laki-laki-lelaki-duduk-9531987/

Setiap manusia pastinya lahir dengan harapan memiliki kehidupan yang baik. Semua orang tentunya memiliki cita-cita yang mereka inginkan untuk masa depan mereka. Mereka pastinya selalu berharap agar bisa mendapat pekerjaan yang dapat membantu mereka meneruskan hidup. Karena untuk memenuhi kebutuhan hidup, pastinya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Itu mengapa semua orang memerlukan pekerjaan untuk tetap bertahan hidup dan membiayai semua kebutuhan yang mereka perlukan. Pekerjaan yang dibutuhkan tentunya harus pekerjaan yang baik dan benar serta tidak memiliki unsur kriminal atau mengarah kepada hal-hal yang tidak baik. Tetapi, apa pekerjaan yang layak dan baik untuk mereka bisa selalu mereka dapatkan dengan mudah?

Pekerjaan yang mereka butuhkan ternyata tidak selalu bisa mereka dapatkan. Nyatanya, masih banyak orang-orang yang menganggur karena tidak memiliki pekerjaan. Orang-orang yang menganggur ini sering kali dianggap malas dan tidak berusaha untuk mencari pekerjaan sehingga mereka menjadi pengangguran. Tapi apakah semua orang yang menganggur dan tidak memiliki penghasilan disebabkan karena mereka malas mencari kerja? Bagaimana kalau ternyata ada alasan dan faktor pendorong lainnya yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi?

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada bulan Februari 2025 sebesar 4,76% yang berarti ada sekitar 7,28 juta orang pengangguran dari total angkatan kerja 153,05 juta orang. Memang, diantara jumlah orang-orang tesebut pastinya ada dari mereka yang menganggur karena memang malas mencari kerja dan tidak memiliki semangat untuk berusaha mendapat pekerjaan. Tapi sebagian yang lain pastinya memiliki alasan lain kenapa mereka menganggur. Karena tentunya tidak semua dari mereka merupakan orang yang malas dan memilih dengan sendirinya untuk menjadi pengangguran. Diantara 7,28 juta orang tersebut pastinya ada yang terpaksa untuk menjadi pengangguran, walaupun sebenarnya mereka tidak malas dan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapat pekerjaan.

Tetapi kenyataan yang mereka dapat tidak sesuai dengan yang mereka dapatkan. Mereka sudah berusaha mulai dari menempuh pendidikan agar bisa sesuai dengan standar dan kriteria yang ditentukan, dan juga berusaha untuk mendatangi setiap tempat untuk menanyakan apakah disana ada lowongan pekerjaan untuk melamar ditempat tersebut. Namun nyatanya sangat sulit untuk menemukan tempat yang memiliki lowongan pekerjaan yang sesuai dengan mereka.

Fenomena ini menunjukkan bahwa adanya penyebab lain yang bukan berasal dari orang-orang yang terpaksa menganggur tersebut. Melainkan penyebab tersebut berasal dari pihak penyedia pekerjaan. Permasalahan ini dapat terjadi karena kurangnya lapangan pekerjaan yang disediakan untuk para angkatan kerja. Sedangkan angkatan kerja atau orang-orang yang sudah menyelesaikan pendidikan dan ingin mencari kerja semakin bertambah, tetapi lowongan pekerjaan yang ada tidak memadai dan jauh lebih rendah jumlahnya dibandingkan dengan para pencari kerja. Selain itu, penyebab lainnya dari permasalahan ini adalah sekalinya ada, pekerjaan yang ditawarkan memiliki persyaratan yang rumit dan sulit untuk dipenuhi. Bahkan orang-orang yang sudah menyelesaikan pendidikan tinggi pun akan kesulitan untuk memenuhi persyaratan tersebut.

Akhirnya tingkat pengangguran pun semakin bertambah dan mencapai angka yang sudah cukup besar. Jadi dapat dinyatakan bahwa tingkat pengangguran meningkat tidak hanya disebabkan karena orang-orang malas dan tidak berusaha mencari pekerjaan. Tetapi juga banyak disebabkan karena lapangan pekerjaan yang tidak memadai dan sesuai dengan jumlah lulusan-lulusan baru dan juga persyaratan yang ditentukan untuk diterima dilowongan pekerjaan yang tersedia terlalu sulit untuk dipenuhi.

Isu tentang jumlah pengangguran yang besar ini tentunya merupakan isu yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian penuh. Isu ini menyangkut masa depan para generasi muda yang memerlukan pekerjaan tetap dan layak untuk memenuhi kebutuhan mereka dan melanjutkan hidup. Masalah ini harus segera ditangani dan dicari solusi yang tepat, agar masa depan generasi muda bisa terjamin.

Solusi yang dapat dilakukan yaitu pemerintah bisa mengambil tindakan dengan menambah dan memperluas lapangan pekerjaan. Agar disetiap daerah baik di perkotaan maupun di daerah terpencil dapat memiliki lapangan pekerjaan yang sama dan tersebar luas secara merata. Persyaratan yang harus dipenuhi juga perlu diperhatikan agar tidak terlalu sulit untuk dipenuhi oleh para pencari kerja sehingga mereka tidak terlalu terbebani. Selain itu, pemerintah juga perlu bertindak pada genarasi muda yang malas dan tidak mau untuk berusaha mencari pekerjaan. Mereka perlu diberikan sosialisasi dan motivasi serta tindakan yang dapat membuat mereka sadar bahwa mereka tidak boleh terus menerus seperti itu. Mereka harus mau berjuang dan berusaha untuk membiayai kehidupan mereka. Dengan menjalankan solusi-solusi tersebut, diharapkan dapat membantu menekan tingkat pengangguran yang ada, sehingga tidak terjadi peningkatan pada persentase dan jumlahnya.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun