Mohon tunggu...
Bang Pray
Bang Pray Mohon Tunggu... Freelancer - Educator, Microsoft Inovative Educator, Writer

Pengajar dan pendidik yang menginginkan perubahan pendidikan yang lebih baik, sebagaimana konsep pendidikan Islam dalam waktu yang singkat menghasilkan orang-orang yang hebat. Tertarik pada teknolgi informasi, aplikasi android, teknologi pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Hari Kebangkitan Nasional Momentum untuk Bangkit Melawan Model Penjajahan Abad Modern

20 Mei 2020   21:18 Diperbarui: 20 Mei 2020   21:13 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Kebangkitan Nasional telah tiba, ya hari ini tepat tanggal 20 Mei yang diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional oleh seluruh bangsa Indonesia. Tanggal 20 Mei merupakan hari bersejarah di mana Organisasi Boedi Utomo lahir. Organisasi ini didapuk sebagai simbol kebangkitan dan persatuan bangsa Indonesia yang tengah menghadapi krisis  politik yang mengarah kepada perpecahan bangsa dan negara.

Mengapa Budi Utomo yang dipilih sebagai simbol dari kebangkitan nasional? Mungkin waktu itu Budi Utomo dianggap sebagai organisasi modern pertama di Indonesia yang mempelopori nasionalisme. Yang mana organisasi ini tumbuh dan berkembang di sekolah STOVIA yang diawasi dengan ketat oleh Pemerintah Belanda yang kala itu menjajah Indonesia.

Menurut sejarawan Hilmar Farid, penentuan Hari Kebangkitan Nasional terkait dengan politik historiografi atau politik penulisan sejarah dari pemerintah, bukan sejarah itu sendiri. Pemerintah memerlukan sebuah organisasi yang mewakili kepentingan nasional karena saat itu terjadi krisis politik internal yang sangat serius, ditambah lagi agresi militer Belanda. Selain itu, ada kebutuhan untuk memberi legitimasi historis pada perjuangan melawan kolonialisme dengan menelusuri asal-usul atau akar perjuangan tersebut."Boedi Oetomo dipilih karena ia organisasi yang paling moderat, nasionalis, jalan tengah, dan yang paling penting tidak berhasil secara politik," tegas Hilmar Farid.

Melihat dan membaca dari sejarah dapat disimpulkan bahwa kebangkitan disini memiliki makna bangkit untuk bersatu menggalang persatuan dan kesatuan untuk berjuang mengusir penjajah dari bumi Indonesia guna mewujudkan Indonesia merdeka.

Sekarang kita sudah merdeka, Indonesia sudah merdeka kurang lebih 74 tahun. Jadi kita sudah memperingati hari kemerdekaan sebanyak 74 kali. Namun bila kita ajukan pertanyaan ke para pejabat negara tentang makna kemerdekaan apakah sama jawabannya? Presiden pertama sampai presiden sekarang jika ditanya tentang arti kemerdekaan apakah sama jawabannya? Tentu tidak, dan pastinya tidak sama. Itulah mengapa bangsa ini belum sepenuhnya merdeka? Merdeka dari penjajah lama yaitu Belanda, benar kita sudah merdeka. Namun merdeka dari para penjajah baru dan model baru penjajahan aku tak tahu. Ya sudahlah nampaknya yang dijajah juga enjoy aja.

Penjajahan di abad modern tidak lagi penjajahan berbentuk fisik, melainkan penajajahan ideologi, penjajahan ekonomi, penjajahan sosial, penjajahan kebudayaan, penjajahan politik, penjajahan pertahanan keamanan, penjajahan kebijakan, dan penjajahan-penjajahan lainya. Mereka tampil mempesona rapi dan berdasi, menawarkan bantuan dan janji-janji manis yang ujung-ujungnya adalah ingin menguasai. Kebijakan politik penyelenggaraan kehidupan bernegara meminta "fatwa" pihak penjajah; sistem ekonomi mengemis santunan; keamanan negara menggantungkan diri pada restu penjajah yang "baik hati",meminta bantuan. Bokek, berhutang, tinggal calling!

Sehina-hina derajat,sepahit-pahit nasib,sejelek-Jelek situasi adalah dimana manusia dijajah oleh pihak lain; berkurang atau tidak punya kemerdekaan; meskipun dengan rayuan  manis : peningkatan keamanan, kesejahteraan,kemajuan,kebebasan dst. dst. Memuakkan memang ungkapan-ungkapan penjajahan terselubung itu.

Tak pernah ada orang asing datang mengaku secara terbuka: "kami datang untuk menjajah kamu",atau "lived to kill"...Tak mungkinlah!  

Alangkan enaknya dijajah! Pantas Nyaman diperpanjang sampai tiga abad lebih.Orang Jawa bilang: "Betah, Mergo Butuh" ,betah karena butuh!

Nusantara menjadi bancakan/haflah/kenduri diwaktu damai, menjadi pasar jual beli senjata diwaktu sengketa. Penasehat-penasehat politik, ekonomi, keamanan dan lain-lain- dengan kelihayan  caranya masing-masing  mempraktekkan  pengamalan "membagi-bagi  berkat" dari pulang kenduri "kurasan" sumber daya alam Republik (katanya "merdeka"), dibantu kekuatan Sumber Daya Maling anak negeri. Astagfirullah...!!

Hari Kebangkitan Nasional yang bertepatan dengan bulan suci ramadhan ini marilah kita gunakan momentum ini untuk bangkit. Bangkit berjuang memperbaiki umat ini, bangsa ini yang saat ini sedang sakit ini. Bangkit berjuang melawan penjajahan di abad modern ini. Marilah kita bangkit untuk membina generasi ini, agar kelak dapat merubah nasib bangsa ini menjadi lebih baik. Bangkit untuk membina mental generasi ini jangan sampai memiliki mental senang dan nyaman untuk dijajah.  Marilah kita lakukan aksi nyata untuk kebangkitan ini. Sehingga hari kebangkitan nasional tidak hanya sekedar menjadi rutinitas ceremonial tahunan tanpa ada faedahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun