Mohon tunggu...
Inamu Dzakiyyatul Jamilah
Inamu Dzakiyyatul Jamilah Mohon Tunggu... Lainnya - Fb : Inamu dzakiyyatul jamilah, Instagram :Inamu_99

Mahasiswi "Ngono yo ngono nanging yo ojo ngono"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kamu Mahasiswa Baru FITK? Mari Berhijrah Lewat PMII Rayon "Kawah" Chondrodimuko

17 September 2019   14:05 Diperbarui: 17 September 2019   14:26 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketua Rayon baru beserta jajaranya | dokpri
Ketua Rayon baru beserta jajaranya | dokpri
Mahasiswa 

Dikatakan sebagai seorang yang belajar secara resmi di perguruan tinggi baik negeri atau swasta. Tentu Eksistensi sebagai mahasiswa sangat diperhatikan dalam segala bidang kehidupan sebab kekuatannya yang sangat luar biasa. Jiwa muda dan kekuatannya yang masih tinggi menjadikan mahasiswa sebagai elemen terbesar dalam penentuan maju tidaknya suatu bangsa ke depannya.

Berangkat dari pernyataan di atas, maka lahirlah tugas-tugas mahasiswa yang perlu dihayati dan diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Dalam bidang akademik, bidang penelitian maupn dalam pengabdian di masyarakat. Tiga tugas tersebut tentu tidak mudah sebab dinamika kehidupan yang semakin tidak karuan.

Pertama adalah melakukan pendidikan. Di sini mahasiswa tidak hanya sebagai pihak yang menerima pendidikan saja, tapi juga harus berada di garda terdepan dalam menuntut pihak kampus atau instani pendidikan demi pelaksanaan pendidikan yang wajar, efektif, dan efisien. Ini akan menjadi sangat berat mengingat mahasiswa tidak diberikan informasi sepenuhnya tentang pengelolaan pendidikan.

Kedua adalah melakukan penelitian. Ini adalah kelanjutan dari tugas pertama yang hanya bersifat dasar tanpa ada pengembangan pendidikan. Di sini, mahasiswa dituntut untuk mencari, menemukan, dan mengaktualisasikan nilai-nilai ilmu baru baik berangkat dari suatu masalah atau tidak. Sebab pendidikan tidak cukup jika hanya terlaksana tanpa adanya inovasi baru di dalamnya.

Kemudian yang terkahir adalah pengabdian masyarakat. Setelah mahasiswa ditempa di kampus dengan berbagai kegiatan dan pembinaan secara intensif, maka outputnya adalah pengabdian terhadap masyarakat. Mahasiswa dituntut untuk berani mengimplementasikan apa yang didapat di kampus dengan memperhatikan lingkungan sosial yang terjadi. Ini adalah puncak perjuangan mahasiswa setelah melalui proses yang sangat panjang saat kuliah.

Selain itu, mahasiswa juga dibebani dengan peran yang tidak mudah dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu sebagai Social Control, sebagai Agent Of Change, sebagai Iron Stock, sebagai Moral Force, dan sebagai Guardian of Value. Itu adalah peran yang harus dijalankan mahasiswa selain tugas yang juga wajib dilaksanakan.

Pertama adalah sebagai Social Control, yaitu mahasiswa harus peka terhadap apa yang terjadi di lingkungannya. Baik masalah ekonomi, budaya, sosial, pendidikan dan lain sebagainya. Ini adalah awal dari perubahan setelah berhasil menangkap substansi masalah yang terjadi di masyarakat. Hal ini bisa dilakukan dengan cara silalturrahmi terhadap berbagai elemen masyarakat, dialog kedaerahan, dan serap aspirasi baik secara tertutup atau terang-terangan.

Kedua adalah sebagai Agent of Change, yaitu mahasiswa menjadi orang pertama yang membawa masyarakat pada perubahan yang lebih baik setelah melalui proses pengontrolan secara komprehensif. Ide dan solusi yang ditawarkan pun juga harus selaras dengan situasi dan kondisi masyarakat sekitar dengan memperhatikan peraturan yang telah ditetapkan demi kemaslahatan.

Ketiga adalah sebagai Moral Force, yaitu mahasiswa akan menjadi contoh teladan dalam bertingkah di segala aspek kehidupan. Baik itu dalam skala kecil seperti perkumpulan biasa maupun skala besar seperti  acara kebudayaan yang di dalamnya banyak melibatkan orang penting seperti kades, lurah, bupati dan lainnya. Tentu ini tidak mudah dan perlu pembiasaan yang sangat panjang mulai dari awal menjadi mahasiswa. Bahkan sebelum itu.

Kemudian yang terakhir adalah sebagai Iron Stock, artinya mahasiswa akan menjadi penerus tongkat estafet kepemimpinan yang sebelumnya dipegang oleh kalangan tua. Maka dari itu, tidak cukup jika mahasiswa hanya mengandalkan apa yang di dapatkan di ruang kelas tanpa mengikuti organisasi yang melatih jiwa kepemimpinan, manajemen, dan sosial. Sebab diakui atau tidak, organisasi sudah menjadi ruh bagi mahasiswa dalam dunia kampus.

Berbicara tentang organisasi, tentu dalam dunia kampus sangat banyak organisasi yang siap menampung dan mengembangkan segala kreativitas mahasiswa. Baik itu yang berada dalam lingkkup internal maupun eksternal. Maka dari itu, mahasiswa harus mampu mengenal pribadinya sendiri dan menemukan organisasi yang cocok untuk dirinya, menginat pribadi seorang mahasiswa baru masih labil dengan segala keadaan yang ada.

Di sini, penulis merekomendasikan organisasi PMII sebagai solusi terhadap segala kegelisahan mahasiswa baru. Di dalam PMII, mahasiswa baru akan dibina secara intensif tanpa adanya pemahaman senioritas dengan tetap memperhatikan moral yang telah dijelaskan secara gamblang dalam al-Qur'an dan dicontohkan dengan sempurna oleh Nabi Muhammad SAW.

Sebelum itu, perlu diketahui bahwa PMII adalah sebuah organisasi mahasiswa yang lahir pada 17 april 1960 di Surabaya yang diketuai oleh Mahbub Djunaidi. Adapun salah satu penyebab dari berdirinya PMII adalah carut marutnya situasi politik indonesia pada tahun 1950-1959 dan tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada. Keberanian yang sangat luar biasa dari kader PMII yang menyebabkan revolusi dalam segala bidang.

Dalam dunia kampus, tentu tidak cukup jika mahasiswa hanya menjadi kupu-kupu (kuliah-pulang) setiap hari tanpa ada hal lain yang dikerjakan. Selain pengetahuannya yang hanya itu-itu saja, pemahaman terhadap dunia luar akan menjadi sangat minim. Sehingga, untuk menjadi paham, peka, dan aktif dalam perubahan akan jauh berbeda dengan mereka yang aktif dalam dunia organisasi, terutama PMII. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa kader yang patut dijadikan role model pemimpin perempuan yakni Khofifah Indah parawansa. yang merupakan kader KOPRI PMII yang sekarang menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur, kemudian dari menteri olahraga dan pemuda yaitu Imam Nahrawi  yang juga merupakan salah satu dari Kader PMII yang sukses dalam bidang pemerintahan. Selain Khofifah dan Imam Nahrawi, tentu masih banyak lagi para Kader PMII yang berkecimpung di bidang lainnya.

Selanjutnya, kunci sukses yang perlu dipegang kuat oleh mahasiswa dalam membuka pintu-pintu kemaslahatan adalah hilangkan kata "Nanti" dan "Tapi". Sebab dua kata tersebut adalah benalu yang akan menghalangi gerak mahasiswa dalam menemukan jati diri dan memberikan kontribusi positif dalam bidangnya. Mulai dari sosial, budaya, pendidikan dan lain-lain.

Di dalam organisasi pergerakan mahasiswa islam (pmii) sendiri, mahasiswa akan diajak untuk berliterasi dan bergerak menggunakan akal dan pikiran mencapai kemaslahatan bersama. Berani menghancurkan pihak-pihak yang dianggap melenceng dalam menjalankan amanah yang diemban, tak peduli itu atasan yang kadang semena-mena tanpa memikirkan bawahan.

Tidak hanya itu, dalam PMII Rayon "Kawah" Chondrodimuko juga tidak menghilangkan kultur yang senantiasa dijaga. Seperti tahlilan, sholawatan, istighosah dan tasyakuran demi memperdalam rasa spiritual di tengah hiruk pikuk pergaulan yang semakin tidak karuan.

Umur 24 tahun bukanlah waktu yang singkat dalam menjaga eksistensi PMII dengan segala macam cobaan yang dialami. Semua ini berkat dedikasi tinggi yag diberikan dengan ikhlas tanpa mengharapkan sedikit pun imbalan. Kepribadian ini perlu dimiliki oleh setiap mahasiswa dengan cara ikut dan aktif dalam PMII, khususnya di Rayon "Kawah" Chondrodimuko.

Tidak hanya itu, perencanaan dan penyusunan kegiatan sehari-hari tentu sangat penting dalam menjalankan amanah dan mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini dalam rangka menghindari atau meminimalisir terjadinya benturan yang mengakibatkan pecahnya program dan tujuan sehingga tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Maka dari itu, PMII juga menjadi solusi yang sangat tepat bagi mahasiswa dalam belajar hal itu. Sebab dalam PMII terdapat pembelajaran manajeman waktu yang dikemas dalam bentuk bermacam-macam, mulai dari diskusi hingga manajemen aksi.

Selain itu, daya nalar kritis di kalangan mahasiswa yang semakin mengalami degradasi, tentu akan sangat berbahaya jika hal ini terus terjadi. Perlu adanya reparasi di setiap lini demi menjaga dan menumbuhkembangkan nalar agar tidak tumpul dalam setiap keadaan. Baik itu dengan mengadakan kegiatan formal maupun informal.

Adanya berbagai macam devisi dalam PMII Rayon "Kawah" Chondrodimuko menjadikan dirinya sebagai solusi terbaik yang diiringi inovasi dari setiap kader dalam mengawal keberlangsungan segala aspek kehidupan. Maka dari itu, jika ada mahasiswa baru yang masih ragu untuk bergabung dengan PMII, berarti perlu dipertanyakan pula kepeduliannya terhadap negeri ini.

Salam Pergerakan!

Hidup Mahasiswa!

Hidup Indonesia!

(karya : sahabat kholil)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun