Mohon tunggu...
Inamu Dzakiyyatul Jamilah
Inamu Dzakiyyatul Jamilah Mohon Tunggu... Lainnya - Fb : Inamu dzakiyyatul jamilah, Instagram :Inamu_99

Mahasiswi "Ngono yo ngono nanging yo ojo ngono"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Lebih Dekat Apa Itu "Gender"

22 Mei 2019   19:26 Diperbarui: 22 Mei 2019   19:52 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berbicara mengenai gender akhir-akhir ini semakin menggelinding, menebus sekat-sekat birokrasi, perguruan tinggi, rumah tangga, bahkan pondok pesantren.

Meskipun perbincangan mengenai gender sudah semaakin merebak, namun masih saja terjadi kesalah pahaman tentang apa yang dimaksud dengan konsep gender dan kaitanyya dengan upaya pemberdayaan perempuan.

Ketika bertemu dengan beberapa orang, istilah mengenai gender ini ternyata masih menimbulkan tanda tanya dan ketakutan.

Hal ini menjadi wajar, karena mengapa mengingat bahwa pada diri manusia secara naluriah terdapat potensi untuk takut terhadap hal-hal yang belum dikenal atau yang menurutnya itu asing.

Kesalahpahaman mengenai gender ini ternyata tidak hanya pada orang awam saja, namun juga menimpa kalangan terpelajar. Yang mana istilah gender ini dirancukan sebagai Jenis Kelamin. Dan lebih rancu lagi, gender di artikan sebagai jenis kelamin perempuan.

Yang mana, ketika istilah gender ini disebut, yang terbayang dalam benaknya adalah sosok manusia dengan jenis kelamin perempuan.

Padahal istilah gender, bukan hanya menyangkut jenis kelamin perempuan, melainkan juga jenis kelamin laki-laki .

Maka datang dari sini tentunya, penting sekali untuk mengetahui dan memahami bagaimana perbedaan antara jenis kelamin (sex) dan gender.

Pengertian dari jenis kelamin (Sex) itu sendiri ialah perbedaan biologis hormonal dan patologis antara perempuan dan laki-laki. Misalnya, jika laki-laki itu memiliki penis, testis, dan sperma. Sedangkan pada perempuan, memiliki vagina, ovum dan payudara. Laki-laki dan perempuan secara biologis berbeda, dimana masing-masing dari mereka memiliki kelebihan dan kekurangan pada biologis tertentu.

Dimana pada perempuan yaitu bisa mengandung, melahirkan dan menyusui, smeentara pada laki-laki memproduksi sperma. Perbedaan biologis tersebut bersifat qodrati, artinya yaitu pemberian dari Tuhan yang dimana tidak ada seorangpun dapat merubahnya.

Sedangkan yang dimaksud gender itu adalah seperangkat sikap, peran, tanggung jawab, hak dan perilaku yang melekat pada diri laki-laki dan perempuan akibat bentukan budaya atau lingkungan masyarakat tempat manusia itu tumbuh dan dibesarkan (Fayumi, Thahir, Farida, & Viviani, 2001).

Sebagai contoh, laki-laki dikenal sebagai manusia yang kuat, perkasa,, berani, rasional dan tegar. Sebaliknya,  Jika perempuan digambarkan dengan figure yang lema, pemalu, penakut, emosional dan lemah gemulai.

Artinya, disini ialah perbedaan sifst, sikap, dan perilaku yang dianggap khas perempuan atau khas laki-laki atau yang lebih dikenal dengan istilah feminitas dan maskulinitas, terutama merupakan hasil belajar seseorang melalui proses sosialisasi yang panjang di sebuah lingkungan masyarakat, di mana ia tumbuh dna di besarkan.

Feminitas dan maskulinitas  seseorang bukanlah hal yang qodrati, melainkan dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Sehungga hal ini dapat kita simpulkan, bahwasanya Gender ialah suatukonsep yang mengacu pada peran-peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan sebagai hasil konstruksi sosial yang dapat diubah sesuai perubahan zaman.

Dimana, dalam setiap masyarakat tentunya selalu ada pembagian kerja seksual antara perempuan dan laki-laki, sehingga hal ini di kenal dengan peran gender yang berbeda antara perempuan dan laki-laki. Pembagian kerja seksual tersebut ada yang secara ketat diterapkan dan ada pula yang longgar. Hal ini tergantung lingkungan budayanya.

Misalnya.. secara biologis perempuan mempunyai organ reproduksi untuk hamil, melahirkan, dan menyusui. Lalu berkembangglah peran gender, bahwa peran utama perempuan adalah sebagai perawat dan pendidik. Konsekuensi logis dari peran tersebut adalah pekerjaan di rumah tangga merupakan tugas dan kewajiban pokok perempuan. Pandangan yang demikian itulah yang menimbulkan berbagai masalah dan ketidakadilan bagi perempuan.

Ketidakadilan gender, antara lain terwujud dalam bentuk pemberian beban kerja yang lebih panjang dan lebih berat kepada perempuan, dan ini terutama dialami kaum perempuan yang bekerja diluar rumah. Sebab mengapa, perempuan selalu dituntut untuk menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga - yang di masyarakat selalu dipersepsikan sebagai kewajiban perempuan- ia juga harus menunjukkan prestasi kerjayang baik ditempat kerjanya..

Ketidak adilan gender dapat juga mengambil bentuk subordinasi, yakni anggapan bahwa perempuan itu tidak mpenting, melainkan sekedar pelengkap dari kepentingan laki-laki. Subordinasi perempuan terjadi baik dalam kehidupan rumah tangga maupun dalam kehidupan masyarakat. yang mana dimasyarakat masih kuat angggapan bahwa perempuan itu tidak rasional dan lebih banyak menggunakan emosi atau perasaanya, sehinga perempuan tidak bisa tampil menjadi pemimpin.

Perempuan itu tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, karena pada akhirnya akan kembali ke dapur juga. Disamping itu steorotip (pelabelan negative) dilekatkan pada diri perempuan. Misalnya,  perempuan itu makhluk penggoda laki-laki atau  hati-hati sama perempuan, godaannya dahsyat. 

Akibatnya, jika terjadi kasus pelecehan seksual atau perkosaan yang dialami perempuan, masyarakat berkecenderungan menyalahkan perempuan, padahal mereka korbannya.

Berbagai manifestasi ketidakadilan gener tersebut saling berkaitan satu sama lain. Wujud ketidakadilan itu "tersosialisasi, mengakar" pada masyarakat, dalam diri laki-laki dna perempuandengan secara wajar dan berkelanjutan. Sehingga lama-kelamaam dianggap sebagai hal uanh memang demikian adanya.

Pada akhirnya sulit di bedakan mana yang bersifat qodrat dan mana yang merupakan hasil pembelajaran. Sehingga masyarakat secara tidak langsung sudah meng-Amiini dengan ketidakadilan tersebut.

Lalu bagaimana pandangan Islam tentang Gender? Islam diyakini oleh para pemeluknya sebagai Rahmatan Lil'alamin (Agama yang menebarkan rahmat bagi alam semesta). Salah satu bentuk rahmat itu ialah pengakuan Islam terhadap keutuhan kemanusiaan perempuan yang setara dengan laki-laki.

(Ingat! Makna dari setara itu beda dengan sama)

Islam mengakui adanya perbedaan biologis antara perempuan dan laki-laki, akan tetapi secara tegas, Islam melarang untu menjadikan perbedaan itu sebagai alasan untuk mengutamakan salah satu pihak (laki-laki atau perempuan) dan merendahkan pihak lainnya.

Ukuran kemuliaan seorang manusia dihadapan Allah swt adalah prestasi dan ketaqwaannya, tanpa membedakan jenis kelaminnya (Q.S Al Hujarat (49) ;13)

Perempuan dan laki-laki sama-sama berpotensi untuk menjadi manusia yang paling bertaqwa. Al Qur'a tidak menganut faham the second sex yang memberikan keutamaan pada jenis kelamin tertentu, atau the first ethnic, yang mengistemawakan suku tertentu. Setiap orang, tanpa dibedakan jenis kelaminnya dan suku bangsanya mempunyai potensi yang sama menjadi 'abid dan khalifah. (Q.S. an Nisa' (4) ;124) dan (QS. An Nahl (16);97)

Kaum perempuan di masa Rasulullah digambarkan sebagai perempuan yang aktif, sopan, dan terpelihara akhlaknya. Bahkan dalam Al Qur'an, figure ideal seorang muslimag di simbolkan sebagai pribadi yang memiliki kemandirian dalam bentuk kehidupan.

Diantaranya yang pertama, kemandirian dalam politik Al istiqlal as-siyasah yakni dalam Q.S al Mumtahanah (60);12, seperti figure ratu bilqis yang memimpin kerajaan ('arsyun 'azhim).

Yang kedua, yakni kemandirian dalam ekonomi al istiqlal al iqtishadi Q.s An Nahl(16);97 seperti figure perempuan pengelola peternakan dalam kisah Nabi Musa di Madyan Q.s al-Qashah (38);23.

Wallahu'alam_

Proses belajar, belajar berbagi untuk ingatan diri.

semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun