Mohon tunggu...
Inamu Dzakiyyatul Jamilah
Inamu Dzakiyyatul Jamilah Mohon Tunggu... Lainnya - Fb : Inamu dzakiyyatul jamilah, Instagram :Inamu_99

Mahasiswi "Ngono yo ngono nanging yo ojo ngono"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sosial Education

2 April 2018   18:49 Diperbarui: 2 April 2018   18:58 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Social Education

"Almost always denots the process where by individuals learn to behave willingly in accordance eith the privalling standards of their culture"

Sosialisasi adalah suatu proses atau cara bagaimana individu  belajar bertingkah laku sesuai standar dan norma yang terdapat dalam kebudayaan suatu masyarakat.

Belajar sosial berarti belajar memahami dan mengerti tentang perilaku dan tindakan masyarakat melalui interaksi sosial. Berdasarkan teori sosialisasi seorang anak dapat melakukan proses sosialisasi pasif dan sosialisasi aktif.

Sosialisasi pasif yang terjadi pada anak, terjadi jika anak hanya menunggu respon dari orang tuanya, disisi lain anak akan mengabaikan kemungkinan-kemungkinan lain dalam dirinya sehingga anak akan mengalami konflik-konflik. Dengan kata lain proses penyesuaian diri ketika mendapat rangsangan dari individu lain dan ketika tidak ada rangsangan tidak akan terjadi sosialisasi. Sebaliknya sosialisasi aktif yaitu individu itu sendiri melakukan pengembangan dirinya lewat sosialisasi, lewat interaksi dirinya dengan lingkungannya.

Nah disini akan membahas sedikit mengenai bagaimana meningkatkan perkembangan sosial pada Anak Usia Dini. Namun selain sosial hal lain yang masih ada keterkaitanya dengan sosial yaitu perkembangan personal, dan emosional.

Anak-anak akan membutuhkan hubungan yang mengandung rasa kasih sayang yang penuh, hal ini mereka butuhkan karena untuk membuatnya merasa nyaman dan percaya diri. Hubungan yang supportif, yaitu apabila anak dengan orang tua, anak dengan pengasuh, anak dengan teman. Atau dengan anggota keluarga lain yang dapat membantu anak mengembangkan rasa  percaya diri, empati, iba, simpati dan dapat membantu sianak untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah.

  • Nah berbicara mengenai perasaan nih bund, gunakan buku yang bergambar untuk menunjukkan kepada anak bagaimana perasaan karakter yang terdapat dalam buku tersebut.
  • Selain hal di atas, kita dapat mengajari anak untuk mengatur perasaan mereka  dengan kita menunjukkan bagaimana cara kita mengekspresikan diri yang aman ketika sedang marah atau sedang frustasi
  • Sediakan lilin mainan dan dorong si anak untuk mengekspresikan perasaannya lewat lilin mainanya, dari hal tersebut, aka nada bentuk yang dibuat oleh anak.
  • Jangan terlalu memaksakan anak untuk pergi ke kamar mandi sendiri untuk tujuan agar mereka mandiri dalam melakukan apapun. Berikan pujian kepada anak ketika dia gagal atau berhasil dalam melakukan apapun. Hal ini agar anak tetap percaya diri. Namun ketika anak gagal dalam melakukan sesuatu kita tidak harus langsung memberikan jawaban yang benar, namun kita tunjukan dari kesalahanya dan bagaimana menuju benar.
  • Ajari anak untuk menunggu. Sebagai contoh gunakan jam wekker untuk menunjukan bahwa setelah sepuluh menit, alarm akan berbunyi dan setelah itulah waktunya main bersama. Berempati kepada anak bahwa terkadang menunggu itu kegiatan yang sulit.
  • Memainkan permainan yang mengajarkan anak mengenal permainan giliran, seperti contohnya, menggelindingkan bola secara bergiliran dan hal ni mengajarkan anak mengenai megontrol dan menunggu
  • Biasakan melakukan rutinitas untuk membuat anak merasa aman,percaya diri dan terkontrol.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun